Indonesia - China Belum Sepakati Area Pengembangan Bersama di Laut Cina Selatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono pada hari Senin (2/12) menyatakan Indonesia belum memutuskan area pengembangan bersama dengan China di Laut Cina Selatan (LCS). Menlu Indonesia berusaha meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian baru-baru ini antara Indonesia dengan Beijing dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia menimbulkan kehebohan bulan lalu ketika mengeluarkan pernyataan bersama dengan China yang berjanji untuk mengembangkan proyek "di perairan yang tumpang tindih yang diklaim oleh kedua negara", dalam apa yang secara luas ditafsirkan sebagai pengakuan langka atas klaim teritorial China yang luas di Laut Cina Selatan.


China mempertaruhkan klaimnya atas kedaulatan atas sekitar 90% jalur air melalui sembilan garis putus-putus berbentuk U pada petanya yang mencakup bagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) tetangganya, yang telah menolak untuk mengakui klaim tersebut.

Baca Juga: Malaysia Tak akan Menghentikan Eksplorasi Laut Cina Selatan Meski Diprotes China

Sebuah pengadilan internasional pada tahun 2016 menyimpulkan klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum. China menolak untuk mengakui keputusan tersebut.

Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono pada hari Senin menegaskan kembali kepada anggota parlemen bahwa Jakarta masih belum mengakui klaim China dan akan membuat keputusan yang sesuai dengan kepentingan nasionalnya.

Sugiono mengatakan belum ada area yang ditetapkan untuk bekerja sama dengan China dalam pengembangan perikanan bersama atau penggalian sumber daya lainnya.

Tonton: Kapal Perang Rusia Mengarungi Laut Jawa

"Lebih baik melakukan kemitraan yang menguntungkan tanpa melupakan prinsip utama yang ada, yaitu kita tetap menjaga kedaulatan kita," katanya.

Banyak negara pesisir di Laut Cina Selatan enggan untuk mengadakan perjanjian bersama dengan China, khususnya mengenai energi, karena khawatir perjanjian tersebut dapat ditafsirkan sebagai legitimasi klaim Beijing, yang membentang sejauh 1.700 km (1.056 mil) dari daratannya.

Sugiono mengatakan Indonesia telah menyampaikan rencana pembangunan bersama kepada para pemimpin negara tetangganya "dalam upaya untuk mengurangi ketegangan".

Para analis mengatakan perjanjian Indonesia dengan China dapat menandai pembalikan sikapnya yang telah lama dipegang sebagai negara non-penggugat di Laut Cina Selatan.

Yohanes Sulaiman, seorang profesor hubungan internasional, mengatakan kesepakatan itu merupakan sebuah "kesalahan" yang dapat membuat marah negara-negara Asia Tenggara lainnya yang selama ini bersikap menentang China atas klaimnya.

 
 

Selanjutnya: Arab Saudi Beri Diskon Harga Minyak Untuk Asia

Menarik Dibaca: Cara Melihat Spotify Wrapped 2024 untuk Mengetahui Playlist Selama 1 Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Syamsul Azhar