JAKARTA. Indonesia dan India menghendaki negara maju yang tergabung dalam G-8 membagi kemampuan mereka dalam bidang teknologi pangan. Keinginan itu mencuat ketika kedua negara agraris itu terlibat dalam pertemuan negara G8 di Aquila, Italia pekan lalu.Menteri perdagangan, Mari Elka Pangestu yang menjadi wakil pemerintah dalam ajang internasional itu mengatakan, India, Indonesia dan negara Asia lainnya telah berhasil mencapai atau mendekati swasembada pangan.Salah satu faktor yang memicu prestasi itu adalah peluang negara-negara agraris yang sedang berkembang mendapat alih teknologi pangan dari negara-negara maju. "Kami mengharapkan ada peningkatan research dan development yang bisa menghasilkan revolusi hijau kedua," imbuh Mari seusai rapat paripurna RAPBN 2010 di kantor Presiden, Selasa (14/7).Sementara itu, menurut Mari, dalam pertemuan di Aquila itu negara-negara maju berjanji menggelontorkan dana segar dalam rangka ketahanan pangan untuk negara-negara Afrika, seperti mengatasi kelaparan dan pengolahan hasil pangan.Total bantuan itu sebesar US$ 20 miliar. Realisasi bantuan itu lebih kecil dari janji awal pada tahun 2005 lalu, yaitu US$ 50 miliar. "Jadi memang harus ada komitmen lagi dari negara maju," terang Mari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indonesia dan India Minta Negara G-8 Tingkatkan Alih Teknologi Pangan
JAKARTA. Indonesia dan India menghendaki negara maju yang tergabung dalam G-8 membagi kemampuan mereka dalam bidang teknologi pangan. Keinginan itu mencuat ketika kedua negara agraris itu terlibat dalam pertemuan negara G8 di Aquila, Italia pekan lalu.Menteri perdagangan, Mari Elka Pangestu yang menjadi wakil pemerintah dalam ajang internasional itu mengatakan, India, Indonesia dan negara Asia lainnya telah berhasil mencapai atau mendekati swasembada pangan.Salah satu faktor yang memicu prestasi itu adalah peluang negara-negara agraris yang sedang berkembang mendapat alih teknologi pangan dari negara-negara maju. "Kami mengharapkan ada peningkatan research dan development yang bisa menghasilkan revolusi hijau kedua," imbuh Mari seusai rapat paripurna RAPBN 2010 di kantor Presiden, Selasa (14/7).Sementara itu, menurut Mari, dalam pertemuan di Aquila itu negara-negara maju berjanji menggelontorkan dana segar dalam rangka ketahanan pangan untuk negara-negara Afrika, seperti mengatasi kelaparan dan pengolahan hasil pangan.Total bantuan itu sebesar US$ 20 miliar. Realisasi bantuan itu lebih kecil dari janji awal pada tahun 2005 lalu, yaitu US$ 50 miliar. "Jadi memang harus ada komitmen lagi dari negara maju," terang Mari.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News