Indonesia dan Jepang Terus Berupaya Meningkatkan Kerja Sama Bidang Otomotif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Jepang terus berupaya meningkatkan kerja sama di bidang otomotif. Sinergi tersebut diharapkan mampu menumbuhkan inovasi-inovasi pada sektor otomotif, termasuk dalam pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) di ASEAN.

Guna mempererat kerja sama dengan Jepang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan dengan petinggi Daihatsu Motor Co., Ltd di Tokyo.

Agus menyebut, sebagai bagian dari komunitas global, masing-masing negara memiliki tanggung jawab untuk dapat menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Pada KTT ASEAN lalu, terdapat kesepakatan antara para pemimpin untuk pengembangan ekosistem EV di ASEAN.


Baca Juga: Dorong Masyarakat Beralih ke Motor Listrik, Ini Saran pengamat untuk Pemerintah

"Dalam hal ini, Indonesia akan menjadi pemimpin ASEAN untuk pengembangan ekosistem EV,” kata Agus dalam siaran pers di situs Kementerian Perindustrian, Rabu (7/6).

Pemerintah Indonesia akan membantu para prinsipal otomotif asal Jepang yang berinvestasi di Indonesia dengan menyiapkan berbagai fasilitas insentif pengembangan EV. Sekitar tiga bulan yang lalu, Indonesia mengeluarkan program insentif untuk belanja mobil dan motor listrik. Syaratnya, kendaraan tersebut sepenuhnya EV dan mampu memenuhi ketentuan minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Kami berharap Daihatsu dapat ikut berpartisipasi, karena baru ada dua perusahaan yang eligible masuk dalam program ini,” tutur Agus.

Menperin menambahkan, sebagai upaya mendorong ekosistem EV di Tanah Air, belum lama ini telah ditandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Dengan adanya peraturan yang mewajibkan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk membelanjakan anggaran untuk kendaraan listrik, permintaan terhadap EV di Indonesia menjadi potensial untuk digarap oleh Daihatsu,” imbuh dia.

Menanggapi pernyataan Menperin, Chairman Daihatsu Motor Co., Ltd, Matsubayashi Sunao mengatakan, pihaknya akan mengupayakan hadirnya kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Namun, Daihatsu perlu bekerja keras lagi untuk menyiapkan line up produksi yang sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia.

“Selain itu, Daihatsu belum memproduksi EV di Jepang. Rencananya tahun depan baru akan memulai produksi EV,” ujarnya.

Selain terkait kendaraan listrik, pada pertemuan dengan Daihatsu, Menperin mengangkat isu mengenai Low-Cost Green Car (LCGC). Agus mengatakan, program LCGC memiliki target pasar yang berbeda dari EV, sehingga memiliki strategi yang berbeda pula untuk pengembangannya. Program LCGC sendiri pada dasarnya akan mengatur level emisi yang keluar dari kendaraan roda empat.

Baca Juga: Produsen Ban Mulai Melirik Segmen Kendaraan Listrik

“Jadi, kami mengatur level maksimum dari standar emisi yang keluar dari mobil tersebut. Tentu level maksimumnya akan kami evaluasi, apakah perlu diperketat,” sebut Agus.

Dalam kesempatan itu, Agus juga menyampaikan dukungan bagi Daihatsu untuk dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal dari Indonesia dalam produksinya, khususnya yang dihasilkan oleh Industri Kecil dan Menengah (IKM). Komponen perusahaan Indonesia terbukti telah mampu memenuhi spesifikasi, standar, dan kualitas yang ditetapkan pabrikan Jepang.

Menperin juga menyampaikan apresiasi kepada Daihatsu untuk capaian ekspor ke-77 negara yang mencapai 160.000 unit. Angka ini setara 33,8% dari total ekspor kendaraan jenis Completely Build Up (CBU) Indonesia pada tahun 2022 yakni sebesar 473.000 unit.

Pada Mei 2023, Daihatsu Indonesia juga memproduksi 8 juta unit kendaraan bermotor roda empat. Sebanyak 17% atau sekitar 1,34 juta unit di antaranya merupakan produk yang telah dieskpor secara global.

“Pemerintah Indonesia mengharapkan dukungan Daihatsu agar dapat meningkatkan pasar ekspor baik dari sisi jumlah dan jenis kendaraan, maupun negara tujuan ekspor,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .