Indonesia dan Malaysia Akan Eksplorasi Plasma Nutfah Kelapa Sawit ke Angola



JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan melakukan eksplorasi sumber daya genetik (SDG) tanaman kelapa sawit ke Angola pada bulan Juni 2010. Tujuannya, mencari bibit unggul agar lebih produktif. Hal itu tertuang dalam perjanjian kerja sama yang terjalin awal Mei 2010.Seakan ingin mengukuhkan posisi sebagai dua negara raksasa produsen kelapa sawit, Indonesia dan Malaysia bekerja sama untuk melakukan eksplorasi plasma nutfah sawit di negara bagian barat daya Afrika, Angola.Plasma nutfah merupakan substansi pembawa sifat keturunan yang berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan. Angola merupakan salah satu pusat plasma nutfah sawit terbaik di Afrika, sementara Afrika nya sendiri adalah negara asal tumbuhan kelapa sawit.Eksplorasi tersebut dilakukan untuk mengerek produktivitas. Maklum, saat ini produktivitas tanaman sawit di Indonesia masih sekitar 18 ton-21 ton per hektar. “Kita berharap produktivitas bisa jadi 40 ton per hektar; begitu juga populasi pohon yang saat ini masih 136-140 pohon per hektar diharapkan ke depan bisa menjadi 160 pohon per hektar,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Achmad Mangga Barani.Biaya eksplorasi tersebut masih dalam proses penghitungan kedua belah pihak. Yang jelas, pemerintah akan menggandeng pihak swasta yang memiliki kepentingan untuk pembiayaan.Ada delapan perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbenihan yang terlibat, antara lain PT Sampoerna, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT Socfin Indonesia, PT PP London Sumatera, dan Bina Tani Makmur.Tahun lalu, eksplorasi juga dilakukan di Kamerun. Saat itu, biaya yang dikeluarkan mencapai US$ 4 milar dan telah memperoleh 103 aksesi (bakal varietes) yang ditanam di pusat plasma nutfah di Sijunjung, Sumatera Barat.Saat ini produksi sawit di Indonesia sekitar 18,6 juta ton per tahun, tahun 2010 diperkirakan akan bertambah menjadi 19,8 juta ton. Sekedar informasi, Indonesia dan Malaysia menguasai sekitar 80% produksi sawit di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: