Indonesia dan Malaysia kompak menggarap produk UMKM halal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Malaysia bakal terus melangsungkan hubungan dagang yang lebih intens lagi. Kali ini untuk  meningkatkan perdagangan produk UMKM di kedua negara yang masuk kategori  halal. 

Maklum, pasar produk halal di Negeri Jiran uniknya lebih banyak berasal dari negara non muslim. Sebut saja Australia, Korea Selatan  bahkan Jepang. "Kalau kedua negara ini bergabung tentu bisa menguatkan pasar halal di kedua negara ini," kata Rully Indrawan, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Kemkop UKM) dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Minggu (1/3).

Baca Juga: Sebanyak 15 UMKM sabet Bogasari SME Award


Dalam acara penghargaan Indonesia Best Of The Best Award 2020 di Denpasar, Bali, Jumat (28/2) lalu, Kemkop UKM berharap UMKM di Bali bisa meningkatkan kompetensi dan kapasitas usaha untuk bisa memberi kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional. Termasuk juga bisa masuk ke pasar Malaysia. 

Baca Juga: Asosiasi UMKM minta batasan omzet UMKM yang bebas sertifikasi halal jadi Rp 2 miliar

Adapun produk UMKM halal yang bisa masuk ke pasar Malaysia adalah olahan makanan Indonesia. Adapun produk Malaysia yakni kosmetik. 

Dari catatan Kemkop UKM, neraca perdagangan produk UMKM antara Indonesia dan Malaysi mengalami surplus US$ 263.000. Angka ini melonjak signifikan dari tahun 2018.

Hasil ini berkat laju ekspor produk UMKM lokal ke Malaysia tahun lalu sebesar US$ 3,46 juta. Sedangkan nila impor produk UMKM Malaysia ke pasar dalam negeri di periode serupa sebesar US$ 3,19 juta. 

Sejak 2014 sampai 2017, neraca perdagangan Indonesia selalu defisit dengan Malaysia hingga 2017. Dan di 2018 sempat mengalami surplus cukup tinggi yakni 60,35%.

dan Malaysia terutama di industri halal.

"Kami akan garap market produk di Indonesia yang tidak ada di Malaysia seperti misalnya masakan Indonesia yang punya kelebihan untuk dipasarkan di Malaysia. Sebaliknya produk kosmetik Malaysia cukup kuat di kosmetik halal untuk masuk ke Indonesia," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon