Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 20.000 Jemaah, Begini Persiapan Kemenag



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mendapat tambahan kuota haji 1445 H/2024 M sebanyak 20.000 jemaah. Tambahan kuota diberikan sebagai salah satu hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

Menag Yaqut Cholil Qoumas bersyukur atas adanya tanbahan kuota haji. Menurutnya, info tambahan kuota adalah kabar yang menggembirakan sekaligus menjadi tantangan.

"Kita bersyukur Presiden Jokowi menyampaikan secara khusus, Indonesia mendapat tambahan kuota dari Pangeran Muhammad bin Salman, minimal 20.000. Ini kebahagiaan sekaligus tantangan," ujar Menag Yaqut dalam keterangannya, Sabtu (21/10).


Tambahan kuota ini, kata Yaqut, akan berdampak pada menurunnya antrean. Namun, tambahan kuota juga menjadi tantangan karena harus disiapkan lebih baik lagi.

"Ini harus disiapkan lebih baik lagi. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241.000 jemaah, kalau ada tambahan 20.000," sebutnya.

Baca Juga: Usai Bertemu PM Arab Saudi, Jokowi Sebut Indonesia Dapat 20.000 Kuota Haji Tambahan

Arab Saudi juga mengubah beberapa regulasi yang harus disiapkan karena berbeda dengan sebelumnya.

Gus Men, sapaan akrab Yaqut, mengaku telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Mereka diminta untuk segera menyiapkan langkah seiring adanya penambahan kuota haji agar bisa didistribusikan secara berkeadilan.

"Nantinya tetap ada prioritas lansia. Jumlahnya saat ini kurang lebih ada 600.000 jemaah lansia. Saya ingin ini supaya mereka juga bisa menjadi prioritas," terang Gus Men.

Dua Pemeriksaan Kesehatan

Kementerian Agama juga akan membuat skema baru terkait syarat istitha'ah kesehatan. Yaqut sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk merumuskan langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jemaah haji.

"Kita sepakat istitha'ah akan menjadi syarat jemaah melakukan pelunasan," sebut Gus Men.

Baca Juga: Alhamdulillah, Indonesia Dapat 20.000 Kuota Haji Tambahan untuk 2024

Nantinya, jemaah akan menjalani dua kali pemeriksaan. Tujuannya agar jemaah mengetahui kondisi dini kesehatannya dan ada waktu untuk melakukan pemulihan.

"Kita mulai awal November untuk screening kesehatan jemaah agar waktunya lebih panjang. Jika ada jemaah punya penyakit tertentu, ada waktu untuk memulihkan," kata Yaqut.

Jemaah yang kurang sehat direkomendasikan agar ada proses pemulihan. Pada pemeriksaan kedua, kalau sudah baik, berhak melunasi. "Ini ikhtiar agar kasus jemaah sakit dan wafat di Saudi bisa ditekan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat