Indonesia dekati China untuk pasar biodiesel



KONTAN.CO.ID - Pemerintah Amerika Serikat (AS) baru saja mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan tarif bea masuk untuk impor biodiesel dari Indonesia dan Argentina. Hal ini merupakan salah satu langkah kebijakan proteksi Trump.

Menurut Paulus Tjakrawan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI), bila kebijakan ini benar-benar diterapkan, maka Indonesia akan kesulitan dalam mengekspor biodiesel mereka ke Amerika Serikat.

Apalagi, Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor Indonesia yang paling besar. Dia bilang, tahun lalu Indonesia mengekspor biodiesel sekitar 400.000 kilo liter ke Amerika Serikat.


Meski begitu, menurutnya pemerintah masih melakukan perundingan dengan pihak yang bersangkutan. "Kalau diterapkan, tidak bisa ekspor ke Amerika, karena itu kita harus urus itu, makanya kita harus berjuang, agar ketentuan itu bisa hilang. Bisa dengan dua jalan. bisa diperjuangkan di pengadilan Amerika, dan kedua ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," tutur Paulus kepada KONTAN, Kamis (24/8).

Menurut Paulus, selain melakukan perundingan dengan Amerika dan WTO, Indonesia juga sedang memperluas pasar biodiesel. Dia mengatakan, Indonesia sedang melakukan pendekatan dengan China untuk memasarkan biodiesel.

"Upaya kita adalah mencari pasar baru tentunya. Uni Eropa kan tidak lagi karena masalah dumping itu. Kalau bisa masuk Eropa lagi bagus karena mereka ada mandatory, kemudian kita sedang mencoba China, kalau China masuk ya bagus," tutur Paulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto