Indonesia Dinilai Unggul di Sektor Perikanan dan Peternakan di Asia Tenggara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dinilai cukup unggul di sektor perikanan dan peternakan dari segi revealed comparative advantage (RCA) dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyampaikan, keunggulan tersebut perlu didorong karena memiliki potensi besar untuk mampu mendongkrak perekonomian.

“Selain perikanan terdapat peluang ekonomi restoratif yang meliputi agroforestri dan perkebunan yang berorientasi pada ekspor,” tutur Bhima kepada Kontan, Selasa (6/8).


Bhima melihat Indonesia juga unggul dari sisi sektor pariwisata dibandingkan negara peers di Asia Tenggara.

Baca Juga: Rekomendasi IMF dan Bank Dunia untuk Tingkatkan Penerimaan Perpajakan

Potensi lain yang cukup besar adalah pengembangan ekonomi hijau, yakni energi terbarukan baik mikro hidro, bayu dan tenaga surya.

“Studi Celios memproyeksi terdapat dampak positif ekonomi (hijau) hingga Rp 4.376 triliun ke perekonomian nasional dalam 10 tahun kedepan,” ungkapnya.

Sebagaimana yang sudah diketahui, dalam world competitiveness ranking (WCR) 2024 oleh International Institute for Management Development (IMD) daya saing Indonesia berada di urutan nomor tiga dengan skor 71, sementara itu posisi pertama diraih Singapura dengan skor sempurna atau 100 dan kedua adalah Thailand sebesar 72,5.

Bhima menilai, untuk menjadi negara paling unggul di Asia Tenggara, pemerintah perlu mengubah sejumlah kebijakan.

Di antaranya, menggeser kebijakan subsidi, insentif dan dukungan kebijakan ke industri pengolahan ikan terutama yang berorientasi ekspor, ekonomi restoratif dan energi terbarukan.

Baca Juga: Saran IMF dan Bank Dunia ke Indonesia: Bidik Pajak Properti hingga Orang Pribadi

Dengan kebijakan tersebut, pemerintah perlu membuka seluruh kesempatan dengan mendatangkan investasi berkualitas di sektor yang memang berpeluang jadi champion sector di Asia Tenggara.

“Disamping itu, promosi investasinya harus lebih masif lagi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi