JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) yakin bisa memperkuat hubungan perdagangan dengan Timur Tengah. Hari ini, Senin (2/2), pemerintah menyambut sejumlah pejabat dan manajemen perusahaan Dubai yang datang ke Kemdag. Para pengusaha asal Dubai ini berjanji akan menjalin kerja sama perdagangan dan menanamkan investasi berbasis syariah di Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi, keinginan Dubai bekerja sama dengan Indonesia harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha Indonesia. Peluang ekonomi yang ditawarkan terlalu besar untuk dilewatkan melihat pesatnya perkembangan ekonomi syariah belakangan ini seperti potensi pasar, nilai konsumsi, dan nilai aset.
Bachrul mewakili Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak bertemu delegasi Dubai Islamic Economy dari Persatuan Emirat Arab (PEA) yang dipimpin oleh Saed Al Awadi, CEO Dubai Export Development Cooperation yang didampingi oleh duta besar PEA untuk Indonesia Ahmed Abdulla Al Musally. Delegasi Dubai Islamic Economy terdiri dari 12 orang yang merupakan pejabat pemerintah Dubai dan para CEO dan managing director perusahaan-perusahaan terkemuka Dubai. "Pertemuan ini sangat penting bagi strategi untuk meraih target melipat tigakan ekspor," tutur Bachrul. Bachrul bilang, kunjungan delegasi ini bertujuaan meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara dalam ekonomi islam/syariah, menjajaki
business-to-business partnership dalam jangka panjang pada sektor-sektor ekonomi syariah yang sedang dikembangkan di Dubai. Para pengusaha Dubai juga menjajaki sumber produk-produk halal dari Indonesia untuk di reekspor melalui Dubai. "Kami berharap kerja sama dengan Dubai ini dapat meningkatkan surplus ekspor nonmigas Indonesia 2014 ke PEA. Kita berhasil membukukan angka sebesar US$ 1,16 miliar pada 2013," imbuh Bachrul. Selain melakukan kunjungan kehormatan dengan Kemdag, pada 3 Februari 2015 bertempat di Hotel Grand Hyatt Jakarta, delegasi Dubai Islamic Economy akan bertemu dengan kalangan swasta Indonesia dalam forum seminar dan
business-to-business forum yang diadakan oleh pihak Dubai Export Development Cooperation (DEDC) dan KPMG Indonesia bekerja sama dengan KJRI Dubai, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai, dan Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) Abu Dhabi. Sektor yang akan dibahas pada seminar ini adalah keuangan syariah, makanan dan minuman halal, logistik, farmasi dan kosmetik halal. Diharapkan melalui rangkaian kegiatan ini, delegasi Dubai Islamic Economy bisa mendapatkan gambaran jelas atas peluang kerja sama perdagangan dan investasi Islami dengan Indonesia. Dubai menjadi pusat perdagangan luar negeri terbesar PEA karena sekitar 85% perdagangan luar negeri PEA melalui Dubai. Selain itu, penduduk Dubai yang hanya sekitar 1,8 juta orang mempunyai daya beli tinggi. Dubai juga menjadi hub perdagangan dengan negara-negara kawasan sekitarnya di Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Sekitar 70% barang-barang yang diimpor, di re-ekspor ke negara-negara lain di kawasan sekitar. Oleh karena itu, Dubai merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk-produk ekspor Indonesia. Selain merupakan pasar yang mayoritas berpenduduk muslim, Dubai juga merupakan pusat perdagangan luar negeri terbesar di PEA. PEA merupakan pasar potensial yang termasuk dalam target pasar strategi peningkatan ekspor lima tahun ke depan. Kerja sama dengan pihak Dubai akan membuka peluang perdagangan dan investasi yang sangat besar bagi Indonesia," tutur Bachrul.
Tren perdagangan Indonesia-PEA sejak tahun 2009 selalu tumbuh positif. Pada 2013, nilai total perdagangan tersebut mencapai US$ 3,4 miliar yang terdiri dari perdagangan nonmigas mencapai US$ 2 miliar dan perdagangan migas sebesar US$ 1,4 miliar. Nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke PEA tercatat sebesar US$ 1,6 miliar dan nilai impor produk nonmigas Indonesia dari PEA sebesar US$ 420 juta. Sedangkan pada Januari–Oktober 2014, nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-PEA mencapai US$ 2,44 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia