JAKARTA. Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor produk buah ke luar negeri. Salah satunya adalah salak yang baru masuk ke pasar Selandia Baru. Masuknya salah Indonesia ke Selandia Baru diharapkan menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor salak ke negara lain. Ini mengingat Selandia Baru menerapkan standar yang ketat dalam mengimpor produk buah seperti salak.Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini mengatakan, dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah tentang Paket Kebijakan Ekonomi IV yang mendorong kegiatan berorientasi ekspor, pihaknya telah memfasilitasi akselerasi ekspor terhadap beberapa komoditas pertanian, salah satunya ekspor buah salak. Menurutnya, salak asal Indonesia ini sangat disukai banyak orang, terutama Salak Pondoh atau sering disebut 'Salak Super Sleman'."Salak ini sangat berkualitas karena rasanya enak, daging buahnya manis, garing, dan aromanya sedap. Disamping itu, bebas dari bahan kimia karena tumbuh di Lereng Merapi dengan tanah vulkanik dari Merapi dan pupuk organik," ujarnya, Kamis (23/3).
Indonesia ekspor salak ke Selandia Baru
JAKARTA. Pemerintah terus berupaya meningkatkan ekspor produk buah ke luar negeri. Salah satunya adalah salak yang baru masuk ke pasar Selandia Baru. Masuknya salah Indonesia ke Selandia Baru diharapkan menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor salak ke negara lain. Ini mengingat Selandia Baru menerapkan standar yang ketat dalam mengimpor produk buah seperti salak.Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini mengatakan, dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah tentang Paket Kebijakan Ekonomi IV yang mendorong kegiatan berorientasi ekspor, pihaknya telah memfasilitasi akselerasi ekspor terhadap beberapa komoditas pertanian, salah satunya ekspor buah salak. Menurutnya, salak asal Indonesia ini sangat disukai banyak orang, terutama Salak Pondoh atau sering disebut 'Salak Super Sleman'."Salak ini sangat berkualitas karena rasanya enak, daging buahnya manis, garing, dan aromanya sedap. Disamping itu, bebas dari bahan kimia karena tumbuh di Lereng Merapi dengan tanah vulkanik dari Merapi dan pupuk organik," ujarnya, Kamis (23/3).