Indonesia Energy & Engineering Series Exhibitions digelar hingga akhir pekan ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ajang Indonesia Energy & Engineering Series Exhibitions secara resmi telah dibuka pada Rabu (18/9) bertempat di Jakarta International Expo Kemayoran.

Acara yang akan berlangsung hingga 21 September 2019 ini meliputi lima pameran industri yakni, Mining Indonesia, Oil and Gas Indonesia, Construction Indonesia, Concrete Show SEA Indonesia dan Marintec Indonesia.

Event Director PT Pamerindo Indonesia Maysia Stephanie mengungkapkan, konsep penggabungan lima industri dalam satu pameran bertujuan untuk  mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.


"Ini merupakan tanggung jawab semua pemangku kepentingan, dan pameran ini sebagai wadah untuk berbagi pikiran serta membangun kemitraan," jelas Maysia, Rabu (18/9).

Baca Juga: Perum Perindo berambisi pasok produk hasil laut di pasar ekspor

Lebih jauh Maysia menilai, hal ini sejalan dengan langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Ada sejumlah pilar yang ditekankan yakni, kecelakaan nihil (zero accident), pembangunan yang ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Disisi lain, Managing Director Swagelok Indonesia Andrew Wong yang berkecimpung di industri migas bilang industri migas dihadapkan pada tantangan yang kompleks tiap tahunnya.

"Semisal kedalaman sumur yang beragam, perbedaan suhu, tekanan serta lingkungan yang lebih korosif sehingga menuntunt pertanggungjawaban dan pengawasan yang lebih," jelas Andre.

Baca Juga: Tahun 2020, Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia

Masih menurut Andre, tantangan pada industri migas bukanlah sesuatu yang mudah. Namun demikian, yang tetap menjadi perhatian utama dalam pengembangan industri migas yakni penyediaan eksploitasi sumber daya alam yang sehat, aman, ramah lingkungan dan dengan biaya yang optimal.

Sementara itu, East Territory Director PT Daya Kolbeco Construction Machinery Indonesia Budiono Wibowomenyampaikan optimismenya terhadap sektor infrastruktur, agribisnis dan kehutanan.

"Proyek konstruksi jangka menengah dan panjang masih membutuhkan investasi alat berat, sementara sektor tambang walaupun tren sedikit menurun tapi proyeksinya masih positif," jelas Budiono.

Sementara itu, Ketua IPERINDO Eddy Kurniawan Logam menitikberatkan pentingnya perhatian pemerintah dalam pemberdayaan industri maritim.

Baca Juga: Indonesia Energy & Engineering Exhibitions 2019, Strategi Dukung Pertumbuhan Ekonomi

"Sejak asas cabotage diterapkan, kami melihat impor kapal secara reguler menciptakan defisit US$ 13,10 miliar di tahun 2018. Karena itu kami berharap pemerintah mengambil tindakan tegas dengan penetapan regulasi pajak, fiskal dan pembiayaan yang menguntungkan," ungkap Eddy.

Menurut Eddy, dukungan pemerintah akan mendorong pertumbuhan industri maritim. Ke depannya, industri maritim dalam negeri dimungkingkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Hal ini tentu bernilai positif dalam menekan defisit neraca perdagangan.

Adapun, Ketua Ikatan Ahli Pracetak Prategang Indonesia (IAPPI) Hari Nugraha Nurjaman menilai prinsip pembangunan berkelanjutan perlu diterapkan tiap perusahaan di Indonesia. "Meski di Indonesia belum banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan tapi dalam 10 tahun terakhir pertumbuhannya agresif," terang Hari.

Sekedar informasi, pameran yang berlangsung pada 18-21 September 2019 ini dimulai pukul 10:00 WIB hingga 18:00 WIB setiap harinya. Pameran ini dilaksanakan pada area seluas 60.000 m² dengan melibatkan lebih dari 1.400 perusahaan dari 39 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .