KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menjadi anggota penuh blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan (BRICS) pada Senin (6/1). Ekonom dari Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty memprediksi keterlibatan Indonesia menjadi bagian dari BRICS bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi sampai 0,3%. "Jadi kalau kita punya target ekonomi 5% misalnya, itu bisa nambah 0,3% menjadi 5,3% dengan masuk ke BRICS," ujarnya dalam outlook KPPU 2025, di Jakarta, Rabu (8/1).
Telisa mengatakan masuknya Indonesia menjadi bagian dari BRICS juga memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar. Menurutnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar langsung menguat usai Indonesia diumumkan menjadi bagian penuh BRICS. Baca Juga: Bergabung dengan BRICS, Investasi dari China Diperkirakan Makin Moncer Walau begitu, Telisa tak menampik gabungnya Indonesia ke BRICS juga memunculkan ancaman perang dagang yang semakin kuat. Terlebih, ada wacana anggota BRICS jadi meninggalkan dolar sebagai mata uang utama dalam perdagangan mereka. Kemudian, wacana ini direspon oleh Presiden AS, Donald Trump yang mengancam jika BRICS meninggalkan dolar, pihaknya akan menggenakan tarif pada produk negara anggota BRICS menjadi 100%. "Berarti itu akan mengancam pasar ekspor dan mempengaruhi prospek dunia usaha kedepan," ujarnya. Baca Juga: Gabung BRICS, Indonesia Perlu Dorong Kerja Sama Green Invesment