Indonesia gencar tarik investor Singapura masuk kawasan industri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan utama investasi bagi para pelaku usaha Singapura. Hal ini karena didukung stabilitas politik dan keamanan, peningkatan indeks kemudahan berbisnis, potensi pasar yang besar, serta banyaknya jumlah sumber daya manusia sehingga menjadi faktor menarik untuk penanaman modal di Indonesia terutama sektor industri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah  telah bertekad menciptakan iklim bisnis yang kondusif, misalnya dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, pemberian insentif fiskal, dan kemudahan dalam perizinan usaha.

Oleh karena itu, peningkatan kerja sama RI-Singapura diharapkan dapat saling menguntungkan dan melengkapi sehingga mampu memperkuat perekonomian kedua negara. “Selama 50 tahun ini, hubungan bilateral telah terjalin dengan baik terutama melalui kolaborasi peningkatan volume perdagangan dan investasi,” ujar Airlangga seusai bertemu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Chan Chun Sing, dalam keterangan persnya, Minggu (23/9).


Pada semester I tahun 2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat sebesar US$ 5,04 miliar atau naik 38% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan sepanjang tahun 2017, penanaman modal dari Negeri Singa mencapai US$ 8,44 miliar.

Di samping itu, pada 2017, nilai ekspor non-migas Indonesia ke Singapura menembus hingga US$ 9 miliar, yang menjadikan Singapura sebagai tujuan terbesar kelima dalam pengapalan produk manufaktur nasional.

Menurut Airlangga, belakangan ini pihaknya aktif menarik investor Singapura ke Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah. “Saat ini, kami sudah memiliki lebih dari 43 tenant di KIK. Selanjutnya, kami tengah memfokuskan untuk pengembangan Politeknik Furnitur di kawasan tersebut,” ungkapnya.

Pembangunan KIK merupakan hasil kerjasama antara investor Indonesia dengan Singapura. Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu diproyeksikan menyerap potensi investasi sebesar Rp 200 triliun. Pada tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektare dengan target 300 tenant dan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang hingga tahun 2025.

“Untuk menjadi kawasan industri terpadu, pengembangan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare. Kawasan ini akan didukung dengan pengembangan zona industri, pelabuhan, fashion city, dan permukiman,” paparnya.

Selain itu, menurut Menperin, kedua negara sepakat memperkuat kerjasama di bidang pendidikan kejuruan terutama untuk mengisi kebutuhan di sektor industri. “Guru dan dosen dari Indonesia telah dikirim untuk mengikuti program pelatihan vokasi di Singapura, seperti di bidang permesinan, pembangkit listrik, dan teknik otomasi industri,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya menyampaikan, potensi kolaborasi RI-Singapura ke depannya akan dijalin di bidang ekonomi digital seiring dengan bergulirnya era revolusi industri 4.0.

“Salah satu prioritasnya adalah pengembangan Nongsa Digital Park di Batam sebagai wujud konkret kesepakatan kedua kepala pemerintahan untuk menjadikan Batam sebagai ‘digital bridge’ Singapura ke Indonesia,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat