JAKARTA. Pemerintah menargetkan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Australia tahun ini bisa tumbuh sekitar 8,4% menjadi US$ 9 miliar. Tahun lalu, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 8,3 miliar. Dibanding tahun 2009 dengan total perdagangan US$ 6,7 miliar, terlihat tren pertumbuhan perdagangan kedua negara cukup baik. Namun, dalam kerjasama perdagangan ini, Indonesia selalu mengalami defisit dalam lima tahun terakhir. "Karena Australia menerapkan kebijakan menahan masuknya produk makanan dari Indonesia yang tidak memenuhi standar internasional," jelas Dirjen Perdagangan Kerjasama Internasional, Gusmardi Bustami, Rabu sore (20/4).Karena itulah, Indonesia melakukan negosiasi terkait masalah-masalah perdagangan dengan Australia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. "Dengan adanya pembicaraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) ini, kami harapkan defisit perdagangan tidak akan ada lagi," katanya.Australia pun berkomitmen akan menjadikan negaranya tujuan ekspor nonmigas ke-15 terbesar bagi Indonesia. Adapun ekspor komoditi utama Indonesia ke Australia seperti buah-buahan tropis, makanan ringan dari singkong, kecap manis, emas, kayu, mebel. Defisit perdagangan non migas Indonesia dengan Australia : * Tahun 2006 desifit US$ 1,076 miliar * Tahun 2007 defisit US$ 949,226 juta * Tahun 2008 defisit US$ 1,873 miliar * Tahun 2009 defisit US$ 1, 662 miliar * Tahun 2010 defisit US$ 1,729 miliar
Indonesia harapkan tidak ada lagi defisit perdagangan dengan Australia
JAKARTA. Pemerintah menargetkan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Australia tahun ini bisa tumbuh sekitar 8,4% menjadi US$ 9 miliar. Tahun lalu, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 8,3 miliar. Dibanding tahun 2009 dengan total perdagangan US$ 6,7 miliar, terlihat tren pertumbuhan perdagangan kedua negara cukup baik. Namun, dalam kerjasama perdagangan ini, Indonesia selalu mengalami defisit dalam lima tahun terakhir. "Karena Australia menerapkan kebijakan menahan masuknya produk makanan dari Indonesia yang tidak memenuhi standar internasional," jelas Dirjen Perdagangan Kerjasama Internasional, Gusmardi Bustami, Rabu sore (20/4).Karena itulah, Indonesia melakukan negosiasi terkait masalah-masalah perdagangan dengan Australia untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. "Dengan adanya pembicaraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) ini, kami harapkan defisit perdagangan tidak akan ada lagi," katanya.Australia pun berkomitmen akan menjadikan negaranya tujuan ekspor nonmigas ke-15 terbesar bagi Indonesia. Adapun ekspor komoditi utama Indonesia ke Australia seperti buah-buahan tropis, makanan ringan dari singkong, kecap manis, emas, kayu, mebel. Defisit perdagangan non migas Indonesia dengan Australia : * Tahun 2006 desifit US$ 1,076 miliar * Tahun 2007 defisit US$ 949,226 juta * Tahun 2008 defisit US$ 1,873 miliar * Tahun 2009 defisit US$ 1, 662 miliar * Tahun 2010 defisit US$ 1,729 miliar