YANGON. Asosiasi Industri beras dari Myanmar sepakat untuk mengekspor beras ke Indonesia. Kesepakatan jual beli berastersebut disepakati dengan Perum Bulog, badan penyangga beras dari Indonesia.Asosiasi Industri Beras Myanmar menyebutkan, telah menyepakati penjualan beras sebanyak 200.000 ton kepada Indonesia. Transaksi beras tersebut akan menjadi pengapalan pertama ke Indonesia, sejak ekspor ke Indonesia dihentikan sejak 10 tahun lalu. Sebelumnya, KONTAN melaporkan, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku, kesulitan untuk menghindari impor beras karena konsumsi yang tinggi. "Susah (menekan impor beras) karena konsumsi beras masyarakat Indonesia masih sangat tinggi," ungkap Gita. Seharusnya, lanjut dia, masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi beras dan mengalihkan sumber karbohidrat pada jenis pangan lain seperti singkong atau ubi jalar. Hanya, upaya menekan tingkat konsumsi beras yang nyaris menyentuh 140 kilogram (kg) per kapita per tahun terbilang sulit. Indonesia bahkan mencatatkan konsumsi beras yang lebih ketimbang Malaysia atau Thailand sebesar 65-70 kg perkapita per tahun.Peneliti Universitas Andalas Jhon Farlis secara terpisah membenarkan kondisi tersebut. Kebutuhan beras masyarakat pada 2011 tercatat sebesar 113,48 kg perkapita per tahun. Angka itu relatif turun dari realisasi 2008 sebesar 139,15 kg perkapita per
Indonesia impor beras 200.000 ton dari Myanmar
YANGON. Asosiasi Industri beras dari Myanmar sepakat untuk mengekspor beras ke Indonesia. Kesepakatan jual beli berastersebut disepakati dengan Perum Bulog, badan penyangga beras dari Indonesia.Asosiasi Industri Beras Myanmar menyebutkan, telah menyepakati penjualan beras sebanyak 200.000 ton kepada Indonesia. Transaksi beras tersebut akan menjadi pengapalan pertama ke Indonesia, sejak ekspor ke Indonesia dihentikan sejak 10 tahun lalu. Sebelumnya, KONTAN melaporkan, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku, kesulitan untuk menghindari impor beras karena konsumsi yang tinggi. "Susah (menekan impor beras) karena konsumsi beras masyarakat Indonesia masih sangat tinggi," ungkap Gita. Seharusnya, lanjut dia, masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi beras dan mengalihkan sumber karbohidrat pada jenis pangan lain seperti singkong atau ubi jalar. Hanya, upaya menekan tingkat konsumsi beras yang nyaris menyentuh 140 kilogram (kg) per kapita per tahun terbilang sulit. Indonesia bahkan mencatatkan konsumsi beras yang lebih ketimbang Malaysia atau Thailand sebesar 65-70 kg perkapita per tahun.Peneliti Universitas Andalas Jhon Farlis secara terpisah membenarkan kondisi tersebut. Kebutuhan beras masyarakat pada 2011 tercatat sebesar 113,48 kg perkapita per tahun. Angka itu relatif turun dari realisasi 2008 sebesar 139,15 kg perkapita per