JAKARTA. Pembukaan kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris membuat hubungan Indonesia dengan Inggris memanas. Hal ini bisa saja menggangu investasi perusahaan asal Inggris, British Petroleum (BP), di Blok Tangguh, Papua Barat yang akan berinvestasi US$ 12 miliar untuk pembangunan kilang LNG Train-3. Seperti diketahui, pekan lalu (28/4), kantor perwakilan OPM resmi dibuka di London. Peresmian ini dihadiri Walikota Oxford Mohammad Niaz Abbasi, anggota parlemen Inggris Andrew Smith, mantan Walikota Oxford Elise Benjamin, dan Koordinator Free West Papua Campaign Benny Wenda. Marwan Batubara, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) mengungkapkan, pembukaan kantor cabang OPM di Inggris telah membuat pemerintah Indonesia serba salah. Sebab, jika Indonesia bersikap keras dengan Inggris, bisa saja investasi BP di Blok Tangguh, Papua Barat akan terlepas.
Indonesia-Inggris Memanas, Investasi BP Terancam
JAKARTA. Pembukaan kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris membuat hubungan Indonesia dengan Inggris memanas. Hal ini bisa saja menggangu investasi perusahaan asal Inggris, British Petroleum (BP), di Blok Tangguh, Papua Barat yang akan berinvestasi US$ 12 miliar untuk pembangunan kilang LNG Train-3. Seperti diketahui, pekan lalu (28/4), kantor perwakilan OPM resmi dibuka di London. Peresmian ini dihadiri Walikota Oxford Mohammad Niaz Abbasi, anggota parlemen Inggris Andrew Smith, mantan Walikota Oxford Elise Benjamin, dan Koordinator Free West Papua Campaign Benny Wenda. Marwan Batubara, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) mengungkapkan, pembukaan kantor cabang OPM di Inggris telah membuat pemerintah Indonesia serba salah. Sebab, jika Indonesia bersikap keras dengan Inggris, bisa saja investasi BP di Blok Tangguh, Papua Barat akan terlepas.