KONTAN.CO.ID - Indonesia sukses menginisiasi pembentukan aliansi global yang akan bergerak mendorong penanganan penyakit tuberkulosis (TBC). Hingga saat ini, total 22 negara telah tergabung dalam aliansi. Aliansi ini lahir pada hari Jumat (2/2) di New York dalam acara
Launching of Alliance of Countries on the Fight against Tuberculosis. Inisiatif Indonesia ini didukung oleh Polandia, Filipina, dan Nigeria yang bersama-sama menjadi Co-Chairs the Alliance, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Upaya kita melawan tuberkulosis telah berlangsung sejak lama, namun tidak ada satupun kerangka PBB yang secara rutin dan konsisten dorong perhatian terhadap tuberkulosis," kata Wakil Tetap Indonesia untuk PBB, Duta Besar Arrmanatha Nasir.
Baca Juga: Amnesty International: Israel Mengabaikan Nyawa Rakyat Palestina di Tepi Barat Duta Besar Polandia di PBB, Krzysztof Szczerski, mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam inisiatif ini. Szczerski merasa bahwa awal tahun 2024 adalah waktu yang tepat untuk mengintensifkan segala langkah, terutama karena PBB telah mengadopsi Deklarasi Politik untuk melawan TBC pada tahun 2023. Beberapa negara sejauh ini telah aktif melibatkan diri dalam penanganan TBC lewat tes dan pelacakan, namun implementasi komitmen global masih memerlukan dorongan lebih lanjut. WHO menyambut baik inisiatif Indonesia dan siap memberikan dukungan penuh untuk menjadikan aliansi tersebut penggerak utama pembahasan TBC di pertemuan PBB.
Baca Juga: Semakin Banyak Warga Korea Utara yang Meragukan Kim Jong Un Menurut WHO, aliansi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk pembaharuan, bertukar pandangan, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pengambil keputusan tentang isu kesehatan di tingkat PBB. "Aliansi dapat menjadi komponen penting, dalam arsitektur penanganan TBC di tingkat global. Ada kendala dalam pengembangan vaksin TBC skala global," kata Werner Obermeyer, Direktur WHO di New York, dikutip Kemlu.go.id. Obermeyer menambahkan, saat ini ada lima perusahaan yang sedang menguji klinis vaksin TBC, namun semuanya tetap membutuhkan dukungan politis dari negara-negara untuk mempercepat penyelesaian vaksin tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News