Indonesia jadi pusat pengolahan kerja sama IA-CEPA



JAKARTA. Bonus demografi dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia menjadi daya tarik investor Australia menanam modal di Indonesia. Dengan adanya kesempatan ini, Pemerintah Indonesia dan Australia berkomitmen meningkatkan kerja sama lewat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). 

“Kolaborasi ini diharapkan bisa mendorong produk industri kita ke pasar global, dengan Australia berperan menyediakan bahan baku yang berkualitas dan Indonesia sebagai manufacturing power house (pusat pengolahan),” kata Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (7/12).

Sementara itu, Steven menjelaskan, kunjungan keduanya ke Indonesia sebagai Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi tersebut untuk membangun momentum lebih lanjut dalam upaya menyelesaikan perjanjian IA-CEPA di tahun 2017.


Skema perdagangan IA-CEPA akan membantu Indonesia memenuhi kebutuhan nasional dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 255 juta orang. Termasuk potensi pertumbuhan ekonomi yang berasal dari konsumsi masyarakat kelas menengah yang kini mencapai 45 juta orang dan diperkirakan akan tumbuh menjadi 135 juta orang pada 2030.

Maka dari itu, Steven mengatakan skema IA-CEPA akan membantu eksportir Australia memasok kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama di bidang barang dan jasa termasuk sektor industri. “Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat memberikan kesempatan yang menarik bagi eksportir Australia,” tuturnya.

Australia merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode tahun 2010-2015 menunjukkan realisasi investasi US$ 2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Sedangkan komitmen investasi sebesar US$ 7,7 miliar berasal dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan

Angka realisasi investasi pada triwulan I tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar US$ 59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan pertama 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun atau meningkat 17,6% dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.

Menurut Airlangga, terdapat usulan potensi kerja sama teknik yang pencapaiannya dijadwalkan selesai sebelum penandatanganan perjanjian IA-CEPA. Perundingan kelima IA-CEPA telah dilaksanakan pada 31 Oktober-4 November 2016 di Bandung. Sedangkan, perundingan keenam akan dilaksanakan di Australia pada Februari 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini