Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Tak Mau Gegabah Ekspansi Bisnis, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) tidak mau gegabah untuk melakukan ekspansi bisnis tahun ini.

Investor Relation IPCC Reza Priyambada mengatakan, ada tidaknya peningkatan permintaan mobil di pasar internasional menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan ekspansi.

“Soal ekspansi, kita lihat juga dari pada para produsen mobil, apakah ada peningkatan kapasitas pengirimannya,” ungkap Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (22/07).


Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Putuskan Tebar Dividen, Segini Besarannya

Reza mencontohkan misalnya, produksi satu merek mobil mengalami peningkatan, otomatis pabrik yang membuat mobil membutuhkan IPCC agar bisa menyalurkan produk sampai ke tangan pembeli.

Semakin banyak dan luas jangkauan permintaan maka semakin banyak dan luas jugalah ekspansi IPCC.

“Misalkan dari terminal IPCC di Priok, merek mobil Toyota memproduksi mobil jenis Innova kemudian mau di ekspor. Kalau demand Toyota-Innova di negara tujuan itu meningkat maka Toyota pasti akan menempatkan kendaraannya di terminal IPCC,” jelas dia.

Dia menambahkan, ketika demand kendaraan meningkat otomatis IPCC juga membutuhkan lahan baru untuk parkir kendaraan yang akan diekspor.

“Jadi ketika demand kendaraan meningkat maka kebutuhan atas lahan yang dijadikan parkir kendaraan juga akan tinggi,” katanya.

Sejalan dengan pertambahan lahan, artinya IPCC akan melakukan ekspansi dengan menambah target lahan parkir. Meski begitu Reza menjelaskan, ekspansi ini lebih bersifat ekspansi domestik.

“Nah, ekspansi itu datang lebih ke ekspansi domestik. Misalkan di tahun 2022, IPCC sudah menambah area (parkir) di Belawan Medan dan di Makasar,” jelasnya.

 
IPCC Chart by TradingView

Dari perkembangan area parkir, Reza mengatakan pihak  manajemen IPCC akan melihat, potensi lahan mana lagi yang bisa dikembangkan berikutnya.

Baca Juga: Dibayangi Penurunan Permintaan Ekspor, Begini Strategi Emiten Pelabuhan

Ekspansi jelas dia juga tak bisa dilakukan sembarangan, mengingat adanya beban operasional jika tidak diputuskan dengan perhitungan matang.

Meski begitu, Reza tak memungkiri, bahwa ekspansi lahan masih menjadi fokus IPCC hingga akhir tahun 2023.

“Kuncinya masih soal ekspansi lahan. Untuk wilayah yang masih di-review itu kita punya di Balikpapan, wilayah IKN (Kalimantan Timur), serta Surabaya dan sekitarnya,” jelasnya.

Sebagai informasi, menurut catatan Kontan, tahun 2023 IPCC mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 35 miliar.

Dana ini telah digunakan untuk ekspansi terutama peningkatan kapasitas sehingga bisa memaksimalkan layanan bongkar muat kendaraan.

Sedangkan di tahun 2024, IPCC mengalokasikan belanja modal 300%–400% kali lebih besar dari tahun ini yaitu sebesar Rp 150 miliar–Rp 200 miliar.

Adapun dana untuk alokasi capex tahun 2024 nanti berasal dari sisa dana penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 9 Juli 2018 lalu dan kas internal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto