Indonesia Kendaraan Terminal targetkan pendapatan hingga Rp 399,32 miliar tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% hingga 12% menjadi Rp 392,18 miliar - Rp 399,32 miliar untuk tahun 2021.

Investor Relation PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) Reza Priyambada mengatakan, bahwa dapat disampaikan pendapatan IPCC hingga semester pertama tahun 2021 mencapai Rp 233,28 miliar atau naik 32,79% year of year (yoy) dari periode yang sama di tahun lalu. 

Ia memperkirakan pendapatan IPCC bisa sama pada kinerja semester I-2021, sehingga semester II-2021 diperkirakan dapat mencapai Rp 466,57 miliar atau naik 30,86% dari sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 356,53 miliar.


Reza mengatakan, namun demikian, IPCC juga perlu untuk melihat dan menyesuaikan dengan kondisi riil di lapangan terutama pada industri otomotif apakah terjadi peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu atau seperti apa. 

Bagi IPCC, jika proyeksi pendapatan dapat mencapai perhitungan tersebut maka sangat baik bagi pertumbuhan kinerja IPCC. Apalagi jika laba usaha dan laba tahun berjalan juga kembali mengalami peningkatan tentunya akan dapat meningkatkan value perusahaan.

“Kami menargetkan pertumbuhan pendapatan 2021 sementara ini dikisaran konservatif, 10% hingga 12% terhadap pendapatan sepanjang tahun 2020 atau di kisaran Rp 392,18 miliar – Rp 399,32 miliar,” ungkap Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9).

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) siapkan capex Rp 113 miliar untuk tahun ini

Di sisi lain, Reza menjelaskan, di tahun 2021 ini sudah ada Hyundai Group yang mempercayakan handling kendaraan dan penanganan bongkar muat kapal mereka yakni Hyundai Glovis kepada IPCC. Jadi, handling itu mulai dari stevedoring, cargodoring, inspection, hingga penempatan di lapangan penumpukan. 

Sementara itu, untuk car maker lainnya masih berjalan seperti sedia kala untuk penempatan di lapangan penumpukan IPCC. IPCC berharap layanan serupa (full handling) dapat juga dilakukan terhadap sejumlah car maker lainnya yang belum sepenuhnya menggunakan fasilitas layanan yang disediakan IPCC. Untuk itu, IPCC sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan sejumlah Automaker lainnya.

“Basis kegiatan di IPCC saat ini bongkar muat kendaraan. Selain itu, IPCC akan fokus dengan peningkatan kualitas layanan bongkar muat yang ada. Tentunya, penjajakan kerjasama aliansi bisnis di satu ekosistem logistik sedang dijajaki oleh manajemen,” jelas dia.

 
IPCC Chart by TradingView

Reza menyampaikan, untuk kelola Pelabuhan Patimban hingga kini, memang belum ada arahan untuk IPCC mengelola Patimban. Akan tetapi, jika kita melihat prospek industri otomotif ke depannya maka adanya kolaborasi dan kerjasama dengan operator yang telah ditunjuk oleh Pemerintah maka dapat dimungkinkan. 

Apalagi, dalam konsorsium operator terdapat Pelindo III. Nantinya, Pelindo III akan terintegrasi dalam satu Pelindo maka bisa dimungkinkan pelaksanaan kegiatan bongkar muat di Terminal Kendaraan di Patimban bisa dikerjasamakan dengan IPCC. Namun demikian, untuk kegiatan ini IPCC masih menunggu arahan setelah Pelindo Bersatu.

Lebih lanjut, Reza mengatakan, untuk tahun ini, IPCC anggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 113,07 miliar dimana digunakan untuk pengerasan dan perbaikan lapangan penumpukan, perbaikan penerangan lapangan, waterproofing pada gedung parkir eksisting, perbaikan fasilitas jaring debu, perawatan rutin perangkat infrastruktur IT dan pengembangan serta peningkatan sistem layanan digital office.

“Kurang lebih capex sudah digunakan sebesar Rp 20,51 miliar hingga akhir Agustus 2021. Dana capex mayoritas dari internal,” pungkasnya.

Selanjutnya: Begini kinerja ciamik Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .