KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, pada Kamis (28/7) sore. Pertemuan tersebut membahas mengenai peningkatan perdagangan dua negara, ketenagakerjaan hingga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, dari sisi perdagangan antara kedua negara, Indonesia telah memperoleh surplus lebih dari US$ 500 juta, dibandingkan sebelumnya mengalami defisit. Pada sektor perdagangan kedua negara di 2021 angkanya melebihi US$ 18 miliar. Artinya perdagangan kedua negara alami peningkatan tajam dibandingkan tahun sebelumnya hanya US$ 13 miliar.
"Indonesia masih mendorong hambatan tarif dan non tarif terutama untuk produk pertanian dapat dihilangkan," kata Retno dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7).
Baca Juga: Kunjungan Jokowi ke Beberapa Negara untuk Yakinkan Investor Masuk ke Indonesia Sementara itu, di bidang investasi di Indonesia Korea Selatan menduduki posisi keenam. Dimana Indonesia telah mencapai komitmen investasi Korea Selatan sebesar US$ 6,72 miliar. Selanjutnya, kerjasama di bidang infrastruktur dasar seperti
water treatment juga dilakukan antar dua negara, termasuk untuk pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan tempat lainnya. Di bidang ketenagakerjaan, disepakati peninjauan kerjasama di sektor ini. Hal ini berkaca pada MoU penempatan tenaga kerja yang dimiliki dua negara sejak tahun 2012, sudah waktunya ditinjau kembali, dengan menambahkan sektor atau bidang pekerjaan yang dapat diisi. Sebagai informasi, terdapat lebih dari 28.000 pekerja migran Indonesia di Korea Selatan per Maret 2022. Dimana sebagian besar pekerja pada sektor manufaktur dan perikanan. "Kita melihat adanya peluang untuk semi dan skill labour. Indonesia usulkan kiranya MOU penempatan kata kerja yang dimiliki dua negara sejak 2012 sudah waktunya untuk ditinjau kembali," paparnya. Kedua pemimpin juga diskusi mengenai beberapa isu kawasan internasional seperti, isu denukrilisasi semenanjung Korea, isu Myanmar dan lain-lainnya.
Baca Juga: Ini Empat Kerja Sama Indonesia - Korea Selatan dalam Pembangunan Infrastruktur Selain itu Jokowi juga menyampaikan secara langsung undangan kepada Presiden Korea Selatan untuk menghadiri KTT G20 di Indonesia pada November mendatang.
Adapun kerja sama yang ditandatangani yakni.
Pertama, Nota Kerjasama antara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, Perindustrian dan Energi Republik Korea untuk Meningkatkan Investasi Hijau Berkelanjutan.
Kedua, protokol perubahan memorandum saling pengertian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea tentang Kerja Sama Teknis Pemindahan dan Pembangunan Ibu Kota Negara.
Ketiga, memorandum saling pengertian antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Korea tentang Kerja Sama Maritim. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari