Indonesia layak kuasai pariwisata Asia-Pasifik



JAKARTA. Indonesia dengan keindahan alam dan kondisi geografisnya yang unik dan luas dinilai layak untuk menguasai sektor pariwisata Asia-Pasifik, sehingga berbagai pihak diharapkan membantu terwujudnya hal tersebut.

"Indonesia harus memenangkan persaingan pariwisata di kawasan Asia Pasifik. Indonesia memiliki potensi pariwisata karena secara geografis terletak di bibir kawasan pasifik," kata Wakil Ketua MPR E.E. Mangindaan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (9/6).

Menurut dia, untuk menguasai pariwisata di Asia-Pasifik adalah memahami bahwa benang merah pariwisata di kawasan tersebut adalah poros Taipei (Taiwan)-Manado-Bali-Perth (Australia).


Ketika menjadi Gubernur Sulawesi Utara dan menteri kabinet masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, E.E. Mangindaan sudah membangun infrastruktur pariwisata di Sulawesi Utara antara lain pelabuhan internasional Bitung dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado.

"Pada waktu itu ada keberatan dari daerah lain. Saya menjelaskan kepada Presiden SBY waktu itu, bahwa kawasan pariwisata adalah di bibir kawasan Pasifik. Sulawesi Utara ditakdirkan secara geografis berada di kawasan pariwisata," kata gubernur Sulut periode 1995 - 2000 itu.

Pemerintah kemudian membangun pelabuhan internasional Bitung dengan dana sekitar Rp1 triliun dan mengembangkan Bandara Sam Ratulangi sebagai bandara internasional, antara lain untuk memperpanjang runway atau landasan pesawat di bandara.

Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengatakan berbagai pihak hendaknya dapat lebih memperkenalkan Indonesia sebagai lokasi pusat belanja agar meningkatkan tingkat konsumsi guna menggerakkan perekonomian nasional.

"Kita harus mempunyai kreasi bagaimana Indonesia dikenal menjadi pusat belanja dan turisme," kata Sofjan Wanandi dalam acara deklarasi Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) di Jakarta, Rabu (8/6).

Sofjan memaparkan kondisi perekonomian global sekarang sedang melemah dan hal itu tentu berdampak pula kepada situasi perekonomian di dalam negeri.

Mantan Ketua Apindo itu juga menuturkan kondisi di Singapura sekarang pusat perbelanjaan semakin sepi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Saya tidak tahu apakah ini karena e-commerce atau karena harga sudah terlalu mahal di sana sehingga orang mencari cara yang lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan