Indonesia-Malaysia teken MoU sektor konstruksi



JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan meneken Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dalam bidang konstruksi.

Salah satu poin penting dalam kerja sama nantinya adalah menciptakan tenaga terampil dalam bidang konstruksi dan tersertifikasi.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto menyebut kerja sama ini sangat baik karena dengan mengantongi sertifikat yang diakui kedua negara, berarti tenaga kerja terampil konstruksi Indonesia di Malaysia bisa memperoleh pendapatan yang sama dengan pekerja lainnya.


“Kita mengharapkan agar tenaga terampil kita memperoleh sertifikat yang diakui oleh pemerintah kita dan Malaysia. Meskipun tenaga kerja kita pandai tetapi bayarannya masih rendah karena belum tersertifikasi,” kata Djoko, Jumat (20/9).

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian PU, Danis H. Sumadilaga mengatakan, dengan MoU ini maka kedua negara akan menyepakati adanya pelatihan tenaga terampil konstruksi yang akan tersertifikasi.

Menurutnya, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) yang ada di kedua negara akan menstandarisasi sistem pelatihan kepada tenaga terampil ini.

Menurut Danis, sistem pelatihan ini akan berlaku bagi semua tenaga terampil konstruksi, tak terkecuali tukang batu, kayu, dan besi. Dengan pelatihan dan sertifikasi bersama ini akan makin mengembangkan konstruksi nasional ke arah yang lebih baik.

Saling Menguntungkan

Sebelumnya, Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU, Hediyanto Husaini mengatakan bahwa tenaga terampil konstruksi Indonesia yang bekerja di Malaysia memiliki kualitas bagus.

Namun, dia menyayangkan karena belum tersertifikasi, umumnya mereka dibayar hanya sekitar RM 30 per hari. Padahal, jika sudah tersertifikasi, mereka bisa mengantongi bayaran RM 50 per hari.

Hediyanto bilang, dengan memiliki sertifikasi, tenaga terampil konstruksi juga memperoleh jaminan perlindungan pekerja. Saat ini terdapat sekitar 600.000 tenaga terampil konstruksi Indonesia yang bekerja di Malaysia.

Menteri Kerja Raya Kerajaan Malaysia, Datuk H. Fadillah Bin H. Yusuf menyambut baik dengan rencana MoU ini. Menurutnya, pelatihan tenaga terampil konstruksi dari kedua negara karena bisa mempererat hubungan kedua negara.

Datuk mengatakan, Indonesia-Malaysia telah memiliki hubungan yang baik dalam pemerintahan, bisnis dan masyarakatnya. Menurutnya, pelatihan tenaga kerja konstruksi bersama ini akan menguntungkan kedua negara karena investor Malaysia banyak yang berinvestasi di Indonesia. Begitu pula sebaliknya.

Saat ini, ada tiga investor Malaysia yang masuk ke bisnis jalan tol dan lima perusahaan ke bisnis air minum.

Untuk jalan tol, tiga ruas tersebut adalah Cikampek-Palimanan (Investasi Rp 12,6 triliun, Cibitung-Cilincing  (Rp 4,2 triliun), dan Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran (Rp 3,5 triliun join Pt Jasa Marga).

Sedangkan investasi lima perusahaan Malaysia pada bisnis air minum mencapai  Rp 400 miliar yang sudah masuk sejak 1996-2010 lalu dengan masa konsesi 20 tahun-30 tahun.

Sementara itu, Datuk H. Fadillah mengatakan investor Indonesia yang masuk ke Malaysia rata-rata dalam bidang bangunan dan teknik mesin. Tetapi, ia bilang, Malaysia masih menawarkan investasi kepada investor Indonesia untuk berbagai sektor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan