Indonesia Masih Impor Emas dan Permata, Paling Banyak Dari Australia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia melakukan impor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) pada April 2024. Impor komoditas tersebut paling banyak dari Australia.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan, nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata mencapai US$ 248 miliar pada April 2024, dengan volume impor mencapai 562 ton. Nilai tersebut meningkat dari impor Maret 2024 yang sebesar US$ 173 juta.

“Pada April 2024, volume dan nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata Indonesia mengalami peningkatan. Ini mengakhiri tren penurunan beberapa bulan terakhir,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/5).


Baca Juga: Kenaikan Harga Logam Mulai Terbatas, Intip Prospeknya

Adapun impor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) sepanjang Januari hingga April 2024, utamanya paling banyak diimpor dari Australia dengan nilai mencapai US$ 242,16 juta atau mencakup 29,78% dari total impor HS 71.

Kemudian, impor logam mulia dan perhiasan atau permata yang tinggi juga berasal dari Hongkong yakni mencapai US$ 184,39 juta atau mencapai 22,66% dari total impor HS 71.

Lalu dari Swiss mencapai US$ 130,58 juta atau 16,05% dari total impor HS 71, dari Singapura Mencapai US$ 91,07 juta atau 11,19% dari total impor HS 71, dan impor dari negara lainnya mencapai US$ 165,39 juta atau 20,33% dari total impor HS 71.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi