KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia melakukan impor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) pada April 2024. Impor komoditas tersebut paling banyak dari Australia. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan, nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata mencapai US$ 248 miliar pada April 2024, dengan volume impor mencapai 562 ton. Nilai tersebut meningkat dari impor Maret 2024 yang sebesar US$ 173 juta. “Pada April 2024, volume dan nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata Indonesia mengalami peningkatan. Ini mengakhiri tren penurunan beberapa bulan terakhir,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/5).
Indonesia Masih Impor Emas dan Permata, Paling Banyak Dari Australia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia melakukan impor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) pada April 2024. Impor komoditas tersebut paling banyak dari Australia. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan, nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata mencapai US$ 248 miliar pada April 2024, dengan volume impor mencapai 562 ton. Nilai tersebut meningkat dari impor Maret 2024 yang sebesar US$ 173 juta. “Pada April 2024, volume dan nilai impor logam mulia dan perhiasan atau permata Indonesia mengalami peningkatan. Ini mengakhiri tren penurunan beberapa bulan terakhir,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Rabu (15/5).