KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga tahun 2022 Indonesia masih jadi salah satu destinasi paling disukai para pengungsi Rohingya. Wilayahnya yang mayoritas berpenduduk Muslim jadi alasan utama. Mengutip
Reuters, pekan ini saja ada 174 orang pengungsi Rohingya yang mendarat di provinsi Aceh. Semuanya selamat dari kapal kayu yang kelebihan muatan dan terdampar. Dilaporkan bahwa sebenarnya ada sekitar 200 penumpang yang melarikan diri Bangladesh pada 21 November.
Dari 20 orang atau lebih yang meninggal di sepanjang jalan, beberapa di antaranya nekat melompat ke laut karena kapal yang ditumpangi mogok dan mulai hanyut. Fatimah bin Ismail, salah satu pengungsi yang selamat dan mendarat di Aceh, menjelaskan bahwa kapal yang mereka gunakan berlayar selama 40 hari dalam keadaan tidak layak.
Baca Juga: Kapal Berisi Lebih dari 100 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh, Indonesia Fatimah menyaksikan langsung beberapa orang yang akhirnya terjun ke laut karena tidak mampu menahan lapar dan akhirnya meninggal. "Tiga pria melompat karena tidak tahan lapar. Kemudian setelah 12 hari air mulai masuk ke perahu. Ada mayat yang mengambang di air, di sana-sini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Fatimah kepada
Reuters. Sejak adanya tindakan keras dari militer Myanmar pada tahun 2017, sekitar 800.000 warga Rohingya telah dipaksa masuk ke Bangladesh. Ribuan di antaranya kemudian melarikan diri karena kamp-kamp pengungsian yang disediakan tidak layak.
Salah Satu Tahun Terburuk Bagi Pengungsi Rohingya
Banyak dari mereka yang mencoba melarikan diri ke Indonesia karena mayoritas penduduknya beragama Islam. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan hampir 500 orang Rohingya telah mencapai daratan dalam enam minggu terakhir. Malaysia juga jadi destinasi yang cukup digemari. Otoritas berwenang di Indonesia telah memberi mereka bantuan medis, makanan dan tempat tinggal sementara. Di saat yang sama, Indonesia juga bekerja sama dengan badan pengungsi global untuk memastikan status hukum para pengungsi Rohingya.
Baca Juga: Salah Satu Tahun Paling Suram, Hampir 200 Orang Rohingya Hilang di Laut pada 2022 Juru bicara UNHCR, Babar Baloch, pekan lalu mengatakan 2022 adalah adalah salah satu tahun terburuk dalam hal jumlah orang hilang dan tewas setelah 2013 dan 2014. Sebanyak 180 orang diperkirakan hilang di lautan ketika berjuang mencari tempat perlindungan. "Tahun 2022 adalah salah satu tahun terburuk setelah 2013 dan 2014, ketika 900 dan 700 Rohingya meninggal atau hilang di Laut Andaman dan Teluk Benggala," kata Baloch. Menurut perkiraan sejumlah kelompok hak asasi manusia, jumlah orang Rohingya yang meninggalkan Bangladesh dengan kapal tahun ini telah melonjak lebih dari lima kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi hampir 2.400. Sejauh ini negara-negara Asia Tenggara masih jadi destinasi favorit, terutama Malaysia dan Indonesia yang sangat terbuka kepada masyarakat muslim.