Indonesia masih jadi tujuan investasi



JAKARTA. Satu lagi kabar baik bagi Indonesia. Setelah Goldman Sach Asset Management menilai Indonesia berpotensi tumbuh menjadi negara maju pada 2050, bersama Meksiko, Nigeria, dan Turki (MINT), kini Grant Thornton International Business Report (IBR) mengatakan Indonesia masih menjadi tujuan investor menanamkan uangnya.

Riset terbaru Grant Thornton menunjukkan peningkatan tajam optimisme bisnis terkait kondisi ekonomi Indonesia 12 bulan mendatang. Dalam siaran persnya, lembaga internasional ini mengatakan indeks optimisme bisnis di Indonesia naik dari 56% pada triwulan III 2013 menjadi 78% pada triwulan IV 2013.

Peningkatan ini berhasil menempatkan Indonesia pada peringkat keempat di antara 45 negara yang disurvai. Peringkat pertama diduduki Uni Emirat Arab dengan 90%, Filipina 90% dan Peru 84%. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan optimisme ekonomi tertinggi kedua, mengalahkan Vietnam, Singapura, dan Thailand.


Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan, optimisme itu menjadi bukti Indonesia masih menjadi kontributor utama ekonomi ASEAN dan negara tujuan investasi menarik. "Terutama industri otomotif, gadget, dan elektronik," ujarnya, akhir pekan lalu.

Pertumbuhan kelas menengah yang konsumtif juga menjadi salah satu faktor. Tahun ini populasi kelas menengah Indonesia diperkirakan tumbuh mencapai 150 juta orang. Pertumbuhan itu akan menggenjot penjualan otomotif sebesar 10% atau setara 1,3 juta unit pada 2014. Indonesia juga pasar keempat terbesar dunia dengan penjualan 60 juta gadget lebih pada 2013.

Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman bilang, walau Indonesia mengalami perlambatan ekonomi dan hanya akan tumbuh 5,6% pada 2014, namun dibandingkan negara ASEAN lain, ekonomi Indonesia masih termasuk tinggi.

Stabilitas politik dan keamanan juga lebih baik, penurunan defisit neraca transaksi berjalan dan penambahan cadangan devisa menjadi US$ 99,38 miliar di akhir 2013 turut menambah kepercayaan pasar. "Ini yang membuat investor masih tertarik," katanya.

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto menambahkan, agar tetap dilirik investor, pemerintah harus menjaga dan mengelola stabilitas perekonomian dan potensi sumber daya alam selain infrastruktur dan perijinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa