Indonesia masih kuat menahan dampak krisis global



JAKARTA. Ekonomi Indonesia diperkirakan masih stabil tahun depan. Faktor-faktor tersebut didukung oleh konsumsi domestik yang masih tinggi.

"Jadi memang ekonomi Indonesia akan tahan terhadap krisis global," ungkap Direktur Head of Global Market HSBC Ali Setiawan pada acara HSBC Economic Outlook 2013, Kamis (6/12).

Meski telah terjadi evolusi dari konsumsi ke investasi, Ali berpendapat sektor konsumsi masih akan mendominasi. "Porsinya masih lebih tinggi konsumsi, sekitar 60%," kata Ali.


Tapi menurutnya, hal ini menjadikan pekerjaan rumah tersendiri bagi Indonesia. Ali meragukan jika hal tersebut akan berkesinambungan. Menurutnya, daya saing Indonesia perlu ditingkatkan. "Jika hanya bergantung pada konsumsi domestik kita tidak akan maju," kata Ali.

Selain itu, ekonomi Indonesia juga tidak bisa hanya bergantung pada dua produk andalan, CPO dan batubara sebagai komoditas dominan ekspor. Jadi, perlu ditingkatkan produk-produk manufaktur.

Seperti halnya yang pernah diungkapkan Meneteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, industri manufaktur memang harus ditingkatkan. "Tren manufaktur juga sedang mengalami peningkatan," ungkap Hatta, beberapa hari lalu.

Namun, satu hal yang perlu diwaspadai adalah krisis Eropa yang masih bergerak tidak menentu. Meski konsumsi domestik masih menjadi bantalan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia hal terburuk bisa saja menjadikan ekonomi Indonesia jatuh dalam. "Jika terjadi kondisi terburuk kita bisa turun 4%," kata Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri