Indonesia masih mengalami defisit pilot dan pelaut



JAKARTA. Pemerintah memperkirakan kebutuhan penerbang (pilot) sepanjang 2011-2015 mencapai 4.000 orang.

Namun sayangnya, kemampuan suplai pilot di Tanah Air hanya mencapai 320 orang per tahun atau 1.600 orang sampai 2015. Sehingga RI defisit pilot pada 2015 nanti sebanyak 2.400 orang. Menyikapi hal tersebut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP SDM) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R Mamahit mengatakan, kewajiban pengoperasian pesawat minimal 10 unit bagi maskapai berjadwal dalam UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan per 12 Januari 2012 nanti akan bisa mendongkrak kebutuhan pilot. “Kemampuan suplai pilot baru 120 orang per tahun, itu hanya dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug. Kalau ditambah swasta mungkin jadi 320 pilot per tahun," ujarnya, Rabu (25/5). Menurut Bobby, untuk menggenjot produksi pilot hingga dua kali lipat, pemerintah akan mendirikan sekolah penerbang baru di Papua dan Papua Barat. "Kini, pendirian sekolah itu baru tahap studi. Rencananya akan dibangun di Palembang dan Surabaya,” paparnya. Bobby mengatakan, selain butuh pilot, RI juga butuh 7.500 teknisi pesawat dan 1.000 petugas lalu lintas penerbangan (air traffic controller/ATC). Kondisi yang sama juga terjadi di dunia. Pada 2020 diperkirakan kebutuhan penerbangan mencapai 42 ribu orang dan teknisi pesawat udara sebanyak 40 ribu orang, itu sejalan dengan pertumbuhan industri penerbangan global. “BP SDM Kemenhub berupaya memenuhi kapasitas, juga kualitas. Kami juga ingin agar pilot-pilot di Indonesia lebih handal dan memiliki kompetensi tinggi, sehingga kejadian human error dalam kecelakaan pesawat terbang bisa diminimalisir,” ungkap dia. Sebaliknya, Bobby mengungkapkan, sepanjang 2011-2015 kebutuhan pelaut secara nasional mencapai 43.806 orang, terdiri dari 18.774 perwira pelaut dan 25.032 pelaut dasar (rating). Suplai pelaut dari sekolah pelaut pemerintah hanya 1.500 orang per tahun. Jika ditambah dengan sekolah pelaut swasta menjadi 2.000 orang per tahun. "Diharapkan pada 2015, suplai itu mencapai 3.000-4.000 orang per tahun dengan program percepatan belajar menjadi hanya sekitar setahun. Khusus kebutuhan perwira pelaut dunia hingga 2012 saja mencapai 83.900 orang,” paparnya. Pelaut menurut Bobby telah menyumbang terhadap devisa negara Rp 16 triliun per tahun. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) BP SDM Kemenhub Yudhi Sari Sitompul mengatakan, pemerintah telah melakukan tender pesawat latih untuk kontrak multi years (anggaran per tahun) sebanyak 18 unit hingga 2013. Pada September 2011 datang 6 unit dengan harga Rp 2-3 miliar per unitnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: