KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia kumulatif sejak Januari hingga September 2025 mencapai US$ 33,48 miliar. Jumlah ini lebih besar dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 22,18 miliar. Indonesia juga masih mencatatkan surplus neraca dagang dengan Amerika Serikat (AS) meski tarif resiprokal 19% sudah berlaku sejak 7 Agustus 2025 lalu. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini membeberkan, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang dengan AS sepanjang Januari hingga September 2025 sebesar US$ 15,70 miliar. Rinciannya kinerja impor sebesar US$ 7,33 miliar, dan ekspor lebih besar yakni US$ 23,003 miliar.
Indonesia Masih Surplus Perdagangan dengan AS, Tetapi Defisit dengan China
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca perdagangan Indonesia kumulatif sejak Januari hingga September 2025 mencapai US$ 33,48 miliar. Jumlah ini lebih besar dari periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 22,18 miliar. Indonesia juga masih mencatatkan surplus neraca dagang dengan Amerika Serikat (AS) meski tarif resiprokal 19% sudah berlaku sejak 7 Agustus 2025 lalu. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa di Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini membeberkan, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang dengan AS sepanjang Januari hingga September 2025 sebesar US$ 15,70 miliar. Rinciannya kinerja impor sebesar US$ 7,33 miliar, dan ekspor lebih besar yakni US$ 23,003 miliar.