KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pengembangan industri petrokimia di Indonesia masih cerah. Tingginya ketergantungan impor produk petrokimia oleh perusahaan-perusahaan pengguna, menyebabkan pangsa pasar industri ini belum tergarap secara maksimal. Sekjen Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, dari 5,6 juta ton kebutuhan bahan baku petrokimia per tahun, sekitar 55% berasal dari impor. "Sedangkan barang jadi petrokimia ada 800.000 ton yang juga masih impor," ujar Fajar kepada KONTAN, Senin (4/12). Minimnya suplai kebutuhan petrokimia dari pabrikan dalam negeri ini merupakan imbas dari minimnya investasi signifikan di sektor ini dalam kurun waktu hampir 20 tahun terakhir. Barulah dalam beberapa tahun terakhir, investasi industri petrokimia mulai menggeliat.
Indonesia membutuhkan banyak investasi petrokimia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pengembangan industri petrokimia di Indonesia masih cerah. Tingginya ketergantungan impor produk petrokimia oleh perusahaan-perusahaan pengguna, menyebabkan pangsa pasar industri ini belum tergarap secara maksimal. Sekjen Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, dari 5,6 juta ton kebutuhan bahan baku petrokimia per tahun, sekitar 55% berasal dari impor. "Sedangkan barang jadi petrokimia ada 800.000 ton yang juga masih impor," ujar Fajar kepada KONTAN, Senin (4/12). Minimnya suplai kebutuhan petrokimia dari pabrikan dalam negeri ini merupakan imbas dari minimnya investasi signifikan di sektor ini dalam kurun waktu hampir 20 tahun terakhir. Barulah dalam beberapa tahun terakhir, investasi industri petrokimia mulai menggeliat.