PHNOM PENH. Indonesia ditunjuk sebagai pemimpin untuk memformulasikan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) negara-negara ASEAN dengan enam negara mitranya. Yaitu China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. “Indonesia akan memimpin untuk membungkus kesepakatan tersebut,” kata Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan para Menteri Perdagangan 10 negara ASEAN (ASEAN Economic Council) di Phnom Penh, Kamboja, Senin malam (2/4). Menurut Gita, selanjutnya Indonesia akan menyusun jadwal waktu pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas tersebut dengan enam negara mitra ASEAN tersebut. Terkait integrasi ekonomi negara-negara ASEAN, para menteri juga membahas score card atau pencapaian masing-masing negara menuju ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Secara umum, setiap negara masih sesuai jalur dan target yang diharapkan. Beberapa indikatornya adalah kesepakatan jalur kereta api lintas negara untuk memfasilitasi distribusi pangan dan transportasi. Selain itu, penajaman liberalisasi sektor jasa di kawasan ASEAN, pembentukan dana infrastruktur ASEAN sebesar US$ 485 juta, dan kesepakatan untuk mendorong pengamanan pangan dengan melibatkan ASEAN +3 (China, Jepang, Korea). “Adanya emergency rice reverse,” imbuh Gita. Terakhir, mendorong pengamanan pasokan energi di kawasan ASEAN. “Yang jelas tidak ada semangat untuk mewujudkan mata uang tunggal ASEAN,” tukas Gita. Ada beberapa isu yang jadi pembahasan para menteri perdagangan se-ASEAN dalam rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tersebut. Antara lain, membahas prospek ekonomi dunia yang terpengaruh oleh kondisi krisis ekonomi di Eropa Barat dan Amerika Serikat (AS). Para negara ASEAN perlu memperkokoh kerjasamanya karena ada revisi prospek ekonomi di sejumlah negara, termasuk di China dan India. Salah satu caranya dengan melibatkan peran swasta yang lebih besar. “ASEAN harus lebih kompak dengan tetap mengedepankan integrasi ekonomi dengan terminologi baru yaitu RICH (resilence, inclusive, competitive, harmony),” kata Gita. Tak hanya itu, Indonesia juga berinisiatif membuka akses yang pendanaan yang lebih luas dari perbankan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah. Bentuknya adalah menggelar konferensi di Indonesia pada pertengahan tahun ini yang diprakarsai oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Wakil Presiden Boediono. “Semangatnya adalah bagaimana mengedepankan SME/UKM yang ditopang oleh sistem perbankan di negara masing-masing,” kata Gita. Indonesia juga akan menggekar forum ASEAN-Latin di Jakarta pada 9-10 Juli 2012. Tujuannya adalah memuluskan penetrasi ASEAN ke pasar-pasar di Amerika Latin, Afrika, Karibia, dan Asia Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Indonesia menjadi Lead Free Trade Agreement
Oleh: Yura Syahrul
Selasa, 03 April 2012 09:09 WIB