Indonesia menjadi pasar potensial industri penerbangan



JAKARTA. The International Air Transport Association (IATA) memperkirakan industri penerbangan Indonesia akan tetap marak hingga 3 tahun ke depan. Menurut data yang di rilis oleh IATA, pada 2014 Asia Pasifik dapat menyumbangkan 30% jumlah penumpang secara global. Sebagai perbandingannya Amerika Utara hanya menyumbangkan 23% penumpang secara global.Asia pasifik memang masih menjadi perhatian industri penerbangan secara global karena wilayah ini di perkirakan akan menghasilkan keuntungan sebesar USD 2,5 miliar di tahun 2011.Prospek Indonesia di bidang industri penerbangan pun semakin di perhitungkan. Pada tahun 2014, IATA telah memprediksi jika Indonesia akan mencapai pasar terbesar ke 9 di dunia untuk perjalanan domestik. Sedangkan sepanjang tahun 2010 hingga 2014 Indonesia akan menjadi pasar yang pertumbuhannya tercepat ke 6 di dunia untuk perjalanan internasional. Tak hanya itu saja, untuk pengiriman kargo, Indonesia juga diprediksi akan menempati posisi 10 dengan pertumbuhan pasar tercepat di dunia dalam hal pengiriman kargo internasional. Dengan prediksi ini Indonesia akan meraih keuntungan baik dari segi perdagangan maupun pariwisata. “Industri penerbangan memegang peranan penting di Indonesia karena merupakan negara kepulauan dan transportasi udara merupakan komponen yang penting untuk menghubungkan penduduknya.” Kata Tony Tyler, Director General and CEO IATA.Namun ada beberapa permasalahan yang memang harus di atasi untuk menjamin efisiensi industri penerbangan. Dalam hal ini keselamatan penerbangan dan infrastruktur penerbangan. Menurut Tony, keselamatan penerbangan menjadi kekhawatiran bagi Indonesia. “Saya prihatin dengan catatan keselamatan penerbangan Indonesia,” kata Tony. Data dari IATA mencatat selama tahun 2005 hingga 2010 tercatat ada 33 kecelakaan. Sedangkan untuk tahun 2011 IATA mencatat ada satu kali kecelakaan.DI bidang infrastruktur ada kebutuhan mendesak untuk penambahan kapasitas bandara Soekarno Hatta. Menurutnya, bandara itu sudah melampaui kapasitas. Indonesia berisiko kehilangan manfaat ekonomi dari pertumbuhan pesat sebagai dampak liberisasi penerbangan ASEAN,Sementara menurut Herry Bakti Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pertumbuhan penumpang angkutan udara memang selalu mengalami kenaikan. ”Jadi Indonesia memang pasar yang potensial. Untuk tahun ini kita juga memprediksi penumpang angkutan udara akan naik 15%,” kata Herry.Sedangkan untuk pengembangan infrastruktur sendiri, saat ini pemerintah sudah melakukan beberapa upaya. Antara lain dengan pembangunan terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang akan di kembangkan semaksimal mungkin. “Terminal 3 itu sebenarnya mau dikembangkan dengan kapasitas maksimal 60 juta penumpang per tahun. Harapannya tahun 2017 sudah jadi. “Pihak kementerian perhubungan juga sudah menyiapkan skenario lain untuk menghadapi lonjakan penumpang. Herry menyebutkan alternatif lain mungkin dengan membangun terminal ke empat. Atau alternatif untuk memindahkan bandara baru. “saat ini sedang ada studi untuk menentukan daerah yang paling ideal. Tapi belum selesai hasil studinya. Kemungkinan di daerah Karawang,” jelas Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini