KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Economic Forum (WEF) merilis indeks daya saing global yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-45 dari 140 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing menempati posisi kedua, ke-25, dan ke-38. Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Perpajakan Kadin, Herman Juwono menilai Indonesia memang tertinggal jauh dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Daya saing kita memang di bawah mereka, contohnya saja di bidang pariwisata, tenaga kerja, serta produktivitas Indonesia yang masih sangat kurang," ujarnya. Rabu (17/10). Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja yang masih belum memadai. Tenaga kerja yang dimiliki Indonesia masih belum memiliki skill yang baik jika dibandingkan dengan negara tetangga. "Kebanyakan tenaga kerja Indonesia masih hanya memegang ijazah sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP), berbeda halnya dengan Thailand yang rata-rata tenaga kerjanya sudah memegang ijazah sekolah menengah atas (SMA) vokasi," tambah Herman.
Indonesia perlu meningkatkan tenaga kerja terlatih untuk mengerek daya saing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Economic Forum (WEF) merilis indeks daya saing global yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-45 dari 140 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand yang masing-masing menempati posisi kedua, ke-25, dan ke-38. Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Perpajakan Kadin, Herman Juwono menilai Indonesia memang tertinggal jauh dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. "Daya saing kita memang di bawah mereka, contohnya saja di bidang pariwisata, tenaga kerja, serta produktivitas Indonesia yang masih sangat kurang," ujarnya. Rabu (17/10). Hal ini disebabkan oleh tenaga kerja yang masih belum memadai. Tenaga kerja yang dimiliki Indonesia masih belum memiliki skill yang baik jika dibandingkan dengan negara tetangga. "Kebanyakan tenaga kerja Indonesia masih hanya memegang ijazah sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP), berbeda halnya dengan Thailand yang rata-rata tenaga kerjanya sudah memegang ijazah sekolah menengah atas (SMA) vokasi," tambah Herman.