KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah perokok dewasa di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 lalu mencatat ada 70 juta perokok dewasa di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia perlu strategi untuk pengurangan risiko berbagai penyakit dari bahaya produk tembakau. Pemerhati Kesehatan Masyarakat dr. Tri Budhi Baskara menyatakan produk tembakau alternatif memang memiliki dasar ilmiah sebagai alternatif bagi perokok dewasa untuk mengurangi risiko penyakit serius akibat merokok. “Dalam kasus di mana penghentian total tidak dapat segera dicapai, produk alternatif dapat menjadi jembatan untuk beralih dari merokok,” kata dia dalam keterangannya,Senin (14/7). Menurut dr. Tri Budhi, Indonesia perlu mempertimbangkan strategi pengurangan bahaya tembakau sebagai bagian dari kebijakan pengendalian rokok nasional. Pendekatan tradisional yang hanya fokus pada larangan belum efektif menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Sebab hingga saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat merokok tertinggi di dunia.
Indonesia Perlu Menyusun Strategi Pengurangan Bahaya Tembakau
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah perokok dewasa di Indonesia cukup besar. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 lalu mencatat ada 70 juta perokok dewasa di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia perlu strategi untuk pengurangan risiko berbagai penyakit dari bahaya produk tembakau. Pemerhati Kesehatan Masyarakat dr. Tri Budhi Baskara menyatakan produk tembakau alternatif memang memiliki dasar ilmiah sebagai alternatif bagi perokok dewasa untuk mengurangi risiko penyakit serius akibat merokok. “Dalam kasus di mana penghentian total tidak dapat segera dicapai, produk alternatif dapat menjadi jembatan untuk beralih dari merokok,” kata dia dalam keterangannya,Senin (14/7). Menurut dr. Tri Budhi, Indonesia perlu mempertimbangkan strategi pengurangan bahaya tembakau sebagai bagian dari kebijakan pengendalian rokok nasional. Pendekatan tradisional yang hanya fokus pada larangan belum efektif menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Sebab hingga saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat merokok tertinggi di dunia.
TAG: