JAKARTA. Kerjasama antar anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat dibutuhkan. Selain kerjasama dengan seluruh negara anggota OKI, Indonesia juga perlu meningkatkan kerjasama perdagangan bilateral dengan masing-masing anggotanya. Salah satu negara anggota OKI yang potensial untuk kerjasama ekonomi adalah Libya. Seperti diketahui Libya adalah salah satu penghasil minyak mentah terbesar di dunia.Tapi, selain minyak mentah, Libya juga membutuhkan barang-barang lain untuk kebutuhan negaranya.Wakil Ketua Umum KADIN Bidang kerjasama Ekonomi Internasional John A Prasetyo mengatakan, peluang kerjasama bidang ekonomi Indonesia dengan Libya masih terbuka. Selain kerjasama perdagangan minyak mentah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperdagangkan berbagai produknya ke Libya.Selama ini meski maju di bidang perminyakan, tapi dari sisi infrastruktur Libya masih belum terlalu modern. "Ini salah satu peluang Indonesia untuk masuk ke bisnis infrastruktur di Libya," katanya. Ia mencontohkan, di Libya belum memiliki infrastruktur jalan dan gedung pusat perbelanjaan (shopping mall) yang megah seperti di Indonesia. "Selain itu produk-produk dari industri kreatif seperti batik, dan barang seni lainnya juga berpeluang untuk diekspor ke Libya," kata John.Meski masih tetap berfokus di bisnis perminyakan, Libya ingin mulai melakukan diversifikasi bisnis dan produk-produknya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indonesia Perlu Tingkatkan Kerjasama dengan Libya
JAKARTA. Kerjasama antar anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) sangat dibutuhkan. Selain kerjasama dengan seluruh negara anggota OKI, Indonesia juga perlu meningkatkan kerjasama perdagangan bilateral dengan masing-masing anggotanya. Salah satu negara anggota OKI yang potensial untuk kerjasama ekonomi adalah Libya. Seperti diketahui Libya adalah salah satu penghasil minyak mentah terbesar di dunia.Tapi, selain minyak mentah, Libya juga membutuhkan barang-barang lain untuk kebutuhan negaranya.Wakil Ketua Umum KADIN Bidang kerjasama Ekonomi Internasional John A Prasetyo mengatakan, peluang kerjasama bidang ekonomi Indonesia dengan Libya masih terbuka. Selain kerjasama perdagangan minyak mentah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperdagangkan berbagai produknya ke Libya.Selama ini meski maju di bidang perminyakan, tapi dari sisi infrastruktur Libya masih belum terlalu modern. "Ini salah satu peluang Indonesia untuk masuk ke bisnis infrastruktur di Libya," katanya. Ia mencontohkan, di Libya belum memiliki infrastruktur jalan dan gedung pusat perbelanjaan (shopping mall) yang megah seperti di Indonesia. "Selain itu produk-produk dari industri kreatif seperti batik, dan barang seni lainnya juga berpeluang untuk diekspor ke Libya," kata John.Meski masih tetap berfokus di bisnis perminyakan, Libya ingin mulai melakukan diversifikasi bisnis dan produk-produknya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News