JAKARTA. Kebutuhan gas dalam negeri yang terus tumbuh sekitar 4%-5% per tahun membuat kebutuhan investasi untuk membangun infrastruktur gas pun diperlukan. Chairman Indonesia Gas Society yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani mengatakan, untuk membangun infrastruktur gas secara menyeluruh Indonesia memerlukan investasi baru sekitar US$ 70 miliar-US$ 80 miliar hingga 2030. Selain mendukung upaya pemenuhan gas domestik, investasi baru tersebut juga berarti menciptakan ribuan lapangan kerja, memicu pertumbuhan industri, dan juga memacu pertumbuhan GDP Indonesia. “Investasi infrastruktur gas merupakan investasi jangka panjang. Dan untuk menjadi tujuan investasi, Indonesia berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik di seluruh stakeholder, insentif, harga yang kompetitif, dan memastikan iklim investasi dalam negeri yang baik,” terang Yenni dalam pembukaan International Indonesia Gas Conference & Exhibition 2017 pada Selasa (7/2). Sementara itu, pertumbuhan kebutuhan energi domestik terus meningkat lantaran adanya pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya gross domestic product (GDP). Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi secara global.
Indonesia perlu US$ 80 M bangun infrastruktur gas
JAKARTA. Kebutuhan gas dalam negeri yang terus tumbuh sekitar 4%-5% per tahun membuat kebutuhan investasi untuk membangun infrastruktur gas pun diperlukan. Chairman Indonesia Gas Society yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani mengatakan, untuk membangun infrastruktur gas secara menyeluruh Indonesia memerlukan investasi baru sekitar US$ 70 miliar-US$ 80 miliar hingga 2030. Selain mendukung upaya pemenuhan gas domestik, investasi baru tersebut juga berarti menciptakan ribuan lapangan kerja, memicu pertumbuhan industri, dan juga memacu pertumbuhan GDP Indonesia. “Investasi infrastruktur gas merupakan investasi jangka panjang. Dan untuk menjadi tujuan investasi, Indonesia berkompetisi dengan negara lain. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik di seluruh stakeholder, insentif, harga yang kompetitif, dan memastikan iklim investasi dalam negeri yang baik,” terang Yenni dalam pembukaan International Indonesia Gas Conference & Exhibition 2017 pada Selasa (7/2). Sementara itu, pertumbuhan kebutuhan energi domestik terus meningkat lantaran adanya pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya gross domestic product (GDP). Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi secara global.