JAKARTA. Pemerintah ingin memperluas kerjasama perdagangan bebas bilateral terbatas atau preferential trade agreement (PTA) dengan Pakistan. Caranya, menambah beberapa produk lagi dalam barter (trade off) bea masuk (BM) yang dilakukan kedua negara. Indonesia menawarkan tiga produk lagi, yakni kertas, keramik, dan sorbitol. Saat ini, ketiga produk asal Indonesia itu terkena BM impor 20% - 25% di Pakistan. "Ekspor tiga produk itu ke Pakistan cukup tinggi. Makanya, kami minta BM turun," kata Gusmardi, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan, Selasa (17/3) Indonesia meminta Pakistan menurunkan BM impor kertas dari 25% menjadi 15%. Sementara, BM sorbitol dan keramik masing-masing diminta turun dari 20% menjadi 10%. "Sampai saat ini, belum ada jawaban. Pemerintahnya akan bicara dulu dengan industri," ujar Gusmardi.
Indonesia Perluas Trade Off dengan Pakistan
JAKARTA. Pemerintah ingin memperluas kerjasama perdagangan bebas bilateral terbatas atau preferential trade agreement (PTA) dengan Pakistan. Caranya, menambah beberapa produk lagi dalam barter (trade off) bea masuk (BM) yang dilakukan kedua negara. Indonesia menawarkan tiga produk lagi, yakni kertas, keramik, dan sorbitol. Saat ini, ketiga produk asal Indonesia itu terkena BM impor 20% - 25% di Pakistan. "Ekspor tiga produk itu ke Pakistan cukup tinggi. Makanya, kami minta BM turun," kata Gusmardi, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan, Selasa (17/3) Indonesia meminta Pakistan menurunkan BM impor kertas dari 25% menjadi 15%. Sementara, BM sorbitol dan keramik masing-masing diminta turun dari 20% menjadi 10%. "Sampai saat ini, belum ada jawaban. Pemerintahnya akan bicara dulu dengan industri," ujar Gusmardi.