Indonesia Power tambah pembangkit



JAKARTA. PT Indonesia Power (IP), anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),  berencana membangun beberapa proyek pembangkit listrik. Tak tanggung-tanggung, mereka ingin membangun pembangkit hingga mencapai 3.500 Megawatt (MW) sampai 2017 mendatang.

Direktur Utama Indonesia Power Supangkat Iwan Santoso menjelaskan, jenis proyek pembangkit listrik yang ingin mereka kembangkan antara lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air  (PLTA), dan lainnya.

Proyek tahap awal yang sudah siap adalah, PLTU  Kutai Kertanegara, Kaltim berkapasitas 2x27 MW, PLTA Minahasa, Sulawesi Utara berkapasitas 35 MW, PLTU Raja Walu berkapasitas 47 MW, PLTU di Sumatera Utara berkapasitas 90 MW, PLTU dengan kapasitas 2x100 MW di Kalimantan Barat dan PLTU berkapasitas 2x600 MW di Jambi.


Dia membeberkan, investasi yang akan digelontorkan perusahaan bisa sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun dengan sumber dana berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman. "Biasanya untuk proyek-proyek seperti ini kami pakai kas 30% dan 70% dari utang bank-bank yang sebagian besar berasal dari luar negeri," kata Supangkat kepada KONTAN, pekan lalu.

Supangkat menguraikan, untuk memasok energi ke PLTU, pasokan batubara dari berbagai lokasi. Misalnya,  untuk proyek PLTU di Kutai Kartanegara berasal dari mulut tambang milik salah  satu anak usaha PT Baramulti Sukses Sarana. Pasokan batubara untuk pembangkit tersebut diperkirakan mencapai 1.500 ton per hari.

Saat ini status tender untuk proyek pembangkit beberapa tempat seperti Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Jambi sudah memasuki tahap prakualifikasi. Sementara untuk proyek pembangkit di Raja Walu, Indonesia Power telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan dari Korea Selatan untuk pengerjaan proyek tersebut.

Supangkat mengklaim, dengan adanya penambahan pembangkit yang bakal dibangun tersebut otomatis bakal menambah kapasitas daya listrik Indonesia Power. "Saat ini kami memiliki kapasitas listrik dari pembangkit yang sudah kami bangun sebesar 8.936 MW," imbuh dia.

Dari kapasitas sebesar itu, perinciannya adalah 38,05% berasal dari PLTU Suralaya, Banten dengan kapasitas 3.400 MW. Lalu sebesar 15,77% berasal dari PLTU Tambak Lorok, Semarang yang memiliki kapasitas 1.409 MW. Lalu sekitar 15,09% lagi berasal dari PLTU Tanjung Priok Jakarta berkapasitas 1.348 MW.

Sisanya, berasal dari pembangkit di Saguling, Jawa Barat sebanyak 797 MW, Kamojang Jawa Barat berkapasitas 375 MW, pembangkit Mrica di Banjarnegara sebesar 310 MW, pembangkit Perak Grati 864 MW, serta pembangkit di Bali dengan kapasitas terpasang sekitar 433 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan