JAKARTA. Pemerintah mengklaim Indonesia sebagai produsen Certified sustainable palm oil (CSPO) terbesar di dunia. Dari 8,5 juta ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang memiliki CSPO, sebanyak 53% atau sekitar 4,5 juta ton berasal dari Indonesia.Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, meskipun masih relatif kecil dibandingkan dengan produksi CPO yang mencapai 30 juta ton, namun ekspor CPO yang bersertifikasi berkelanjutan tersebut terbesar di dunia. "Kalau mereka (Uni Eropa) menerapkan kebijakan hanya membeli sustainable palm oil, Indonesia yang paling siap," kata Bayu, Selasa (10/6).Catatan saja, ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2013 mencapai US$ 18,1 miliar atau meningkat 0,6% dibanding tahun 2012 dengan angka US$ 18 miliar. Komoditas ekspor utama didominasi oleh produk-produk pertanian, terutama kelapa sawit dan turunannya.Uni Eropa dengan 28 negara anggota (EU-28) merupakan pasar terbesar ke-2 ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Pada tahun 2013, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa mencapai 3.730.000 per metrik ton (MT) dengan nilai US$ 2,85 miliar. Indonesia menekankan bahwa isu sustainability seharusnya diterapkan pada semua vegetable oils dan bukan hanya pada minyak kepala sawit. Indonesia juga mengusulkan agar dilakukan sinkronisasi dua sistem yang masing-masing digunakan Uni Eropa dan Indonesia dalam mendorong pengelolaan kepala sawit secara berkelanjutan, yakni Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) di Uni Eropa dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang digunakan Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indonesia produsen CSPO terbesar di dunia
JAKARTA. Pemerintah mengklaim Indonesia sebagai produsen Certified sustainable palm oil (CSPO) terbesar di dunia. Dari 8,5 juta ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang memiliki CSPO, sebanyak 53% atau sekitar 4,5 juta ton berasal dari Indonesia.Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, meskipun masih relatif kecil dibandingkan dengan produksi CPO yang mencapai 30 juta ton, namun ekspor CPO yang bersertifikasi berkelanjutan tersebut terbesar di dunia. "Kalau mereka (Uni Eropa) menerapkan kebijakan hanya membeli sustainable palm oil, Indonesia yang paling siap," kata Bayu, Selasa (10/6).Catatan saja, ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2013 mencapai US$ 18,1 miliar atau meningkat 0,6% dibanding tahun 2012 dengan angka US$ 18 miliar. Komoditas ekspor utama didominasi oleh produk-produk pertanian, terutama kelapa sawit dan turunannya.Uni Eropa dengan 28 negara anggota (EU-28) merupakan pasar terbesar ke-2 ekspor minyak kelapa sawit Indonesia. Pada tahun 2013, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa mencapai 3.730.000 per metrik ton (MT) dengan nilai US$ 2,85 miliar. Indonesia menekankan bahwa isu sustainability seharusnya diterapkan pada semua vegetable oils dan bukan hanya pada minyak kepala sawit. Indonesia juga mengusulkan agar dilakukan sinkronisasi dua sistem yang masing-masing digunakan Uni Eropa dan Indonesia dalam mendorong pengelolaan kepala sawit secara berkelanjutan, yakni Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) di Uni Eropa dan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang digunakan Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News