Indonesia punya peluang kuat dalam perundingan Inalum



JAKARTA. Indonesia memiliki peluang yang kuat dalam perundingan dengan Jepang untuk proyek PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Hal ini ditegaskan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Kamis (23/9) kemarin. Hidayat menegaskan, secara hukum dan secara finansial Indonesia cukup kuat. Tapi, secara etika, lantaran kerjasama Indonesia dan Jepang dalam proyek Inalum ini sudah berlangsung selama 30 tahun, maka harus ada proses dan prosedur yang harus tetap dilalui. "Tujuan kita pasti memaksimalkan peran dan kepentingan Indonesia," ujarnya.Proyek Inalum adalah proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd (NAA). Kerjasama ini dimulai sejak tahun 1975 dan akan berakhir pada 2013 nanti. Saat ini, pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%, sedangkan sisanya sebesar 58,88% dikuasai oleh NAA.Tahun ini, Inalum diharapkan mampu membukukan laba sebesar US$ 9 juta. Pada tahun 2011, diharapkan laba Inalum akan meningkat hingga US$ 103 juta dan naik lagi pada 2012 menjadi US$ 223 juta. Dan pada 2013, laba Inalum akan mencapai US$ 308 juta.Jika sesuai rencana, perundingan terkait kepemilikan Inalum akan mulai dilakukan sebelum akhir Oktober nanti. Salah satu opsi yang diharapkan bisa dicapai melalui perundingan tersebut adalah pemerintah menjadi pemilik saham mayoritas di Inalum, dengan tetap memberikan porsi kepemilikan bagi Jepang atau pemerintah menguasai sepenuhnya kepemilikan saham atas Inalum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: