JAKARTA. Untuk mewujudkan perusahaan reasuransi raksasa, masalah permodalan harus jadi perhatian. Namun, hal itu tidak menjadi persoalan bagi PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re. Meski tahun ini tidak mendapat jatah penyertaan modal negara (PMN), Direktur Utama Indonesia Re, Frans Sahusilawane bilang, masih ada sumber-sumber lain yang lebih potensial. Soalnya, menurut dia, masih ada stand by mandatory convertible bond atau MCB sebesar Rp 3,1 triliun dari total Rp 4 triliun yang masih bisa ditarik. Adapun penerbitan obligasi wajib konversi yang tersedia berasal dari empat perusahaan pelat merah yaitu PT Taspen, Perum Jamkrindo, PT Jasa Raharja, dan PT Asabri.
Indonesia Re akan tarik dana MCB Rp 2,5 triliun
JAKARTA. Untuk mewujudkan perusahaan reasuransi raksasa, masalah permodalan harus jadi perhatian. Namun, hal itu tidak menjadi persoalan bagi PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re. Meski tahun ini tidak mendapat jatah penyertaan modal negara (PMN), Direktur Utama Indonesia Re, Frans Sahusilawane bilang, masih ada sumber-sumber lain yang lebih potensial. Soalnya, menurut dia, masih ada stand by mandatory convertible bond atau MCB sebesar Rp 3,1 triliun dari total Rp 4 triliun yang masih bisa ditarik. Adapun penerbitan obligasi wajib konversi yang tersedia berasal dari empat perusahaan pelat merah yaitu PT Taspen, Perum Jamkrindo, PT Jasa Raharja, dan PT Asabri.