Indonesia Rendezvous 2024, Dorong Stabilitas dan Inovasi Industri Perasuransian



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Rendezvous ke-28, yang diinisiasi oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), kembali menjadi ajang penting bagi industri perasuransian internasional. 

Dengan tema "Securing Stability & Unravelling Risk Impacting the Insurance Landscape," acara ini bertujuan untuk menjadi wadah pertukaran ide dan praktik terbaik dalam pengembangan industri perasuransian ke depan.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta dari 15 negara, termasuk Indonesia, India, Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong, Inggris, China, dan Amerika Serikat. Partisipasi internasional ini menunjukkan peran Indonesia Rendezvous sebagai platform diskusi global.


Baca Juga: Upaya Tugure Mitigasi Risiko Klaim Jantung yang Terus Meningkat Setiap Tahunnya

PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) kembali menjadi sponsor utama dalam acara ini. Dukungan ini mencerminkan komitmen Tugure untuk memperkuat industri asuransi Indonesia melalui keterlibatan aktif dalam berbagai inisiatif. 

“Tugure selalu berupaya untuk berkontribusi dalam kemajuan industri asuransi, itulah sebabnya kami memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan seperti Indonesia Rendezvous,” kata Teguh Budiman, Presiden Direktur Tugure seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (23/10).

Tugure juga menggelar pertemuan eksklusif dengan mitra bisnis melalui Tugure Lounge, dan mengadakan acara Tugure Jagaddhita Balinese Culture untuk memperkuat jejaring antar pelaku industri asuransi. Teguh menekankan pentingnya inisiatif ini untuk menciptakan peluang yang memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Industri asuransi saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal. Perhelatan seperti Indonesia Rendezvous memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama yang bermanfaat bagi industri,” tambahnya.

Baca Juga: AAJI Sebut Spin Off Unit Usaha Syariah Buat Persaingan Industri Lebih Kompetitif

Direktur Operasional Tugure, Erwin Basri, turut berpartisipasi sebagai pembicara dalam forum diskusi tentang Compulsory Motor Third Party Liability (MTPL): Gaining Competitive Advantage. 

Erwin menjelaskan bahwa MTPL menjadi topik hangat di Indonesia, dengan portofolio reasuransi untuk jenis pertanggungan ini masih relatif rendah, hanya sekitar 0,36% dalam tujuh tahun terakhir.

Menanggapi rencana OJK untuk mewajibkan asuransi tanggung jawab pihak ketiga, Erwin menyoroti potensi akumulasi risiko yang dapat terjadi ketika beberapa klaim muncul dalam periode yang singkat. 

“Agregasi risiko ini dapat memicu volatilitas pada neraca perusahaan asuransi, di mana pembayaran klaim bisa melebihi ekspektasi rasio kerugian yang diharapkan untuk periode tersebut,” jelasnya.

Baca Juga: Premi Tugu Insurance Naik 82% Hingga Juli 2024

Erwin menambahkan bahwa dalam situasi seperti ini, peran reasuransi menjadi krusial untuk menstabilkan pasar dengan menyerap agregasi risiko tersebut, memastikan perusahaan asuransi dapat memenuhi kewajiban keuangan dan persyaratan modal, bahkan selama periode klaim yang tinggi. 

Harapannya, kolaborasi yang kuat antara perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dapat menciptakan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan, serta memberikan solusi perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat.

Selanjutnya: Unilever (UNVR) Kantongi Laba Rp3 Triliun hingga September 2024

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (24/10): Cerah Berawan dan Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli