KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terus mengembangkan kerja sama internasional untuk memperkuat perekonomian nasional dalam menghadapi risiko ketidakpastian global yang terus terjadi saat ini. Salah satunya dengan Rusia. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perekonomian Edi Prio Pambudi telah melakukan pertemuan Ketua Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri RI-Rusia pada Rabu (15/05). Delegasi Rusia dipimpin Deputi Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia H.E. Dmitry Volvach. Pada kesempatan tersebut, kedua pihak membahas secara komprehensif terkait perkembangan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang perdagangan, industri, dan investasi.
Edi menyampaikan apresiasi atas kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi kerja sama bidang ekonomi antara Indonesia dan Rusia, serta berharap agar kerja sama antar kedua negara dapat terus ditingkatkan ke depannya.
Baca Juga: Wah, Perang Dagang AS-China Diprediksi Berlanjut, Bisa Sampai 10 Tahun ke Depan Edi menerangkan, kerja sama di bidang halal, yang meliputi sektor teknologi, infrastruktur dan investasi merupakan substansi yang disasar dalam rencana kesepakatan kedua belah pihak. "Selain itu, Pemerintah Indonesia kembali menyampaikan
concern atas proses registrasi beberapa Unit Pengolahan Ikan (UPI) Indonesia yang akan masuk ke pasar Rusia. Kami meminta kepada Pemerintah Rusia agar bisa mempercepat fasilitasi proses registrasi tersebut,” jelas Edi. Di sisi lain, Volvach juga menyampaikan beberapa isu yang menjadi perhatian dari pihak Indonesia, antara lain ekspor produk daging Rusia ke Indonesia dan produk farmasi asal Rusia. “Kami mengharapkan Pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan keinginan ekspor produk daging asal Rusia yang telah disesuaikan dengan sertifikasi halal. Kami juga mengusulkan kepada pihak Indonesia untuk mendiskusikan pembentukan sebuah pengaturan standarisasi bersama secara bilateral untuk produk farmasi,” ungkap Volvach. Selain itu, regulasi terkait minyak sawit dan produk kelapa asal Indonesia di Rusia juga menjadi salah satu topik yang memperoleh sorotan dalam pertemuan tersebut.
“Produk
palm oil Indonesia memiliki standar yang tinggi dan telah sesuai dengan standar internasional. Indonesia juga menyayangkan keputusan pelarangan sementara ekspor produk kelapa Indonesia oleh Rusia. Indonesia telah melakukan sejumlah langkah perbaikan dan meminta Rusia untuk mencabut larangan ekspor tersebut,” tegas Edi. Selanjutnya, kedua Deputi tersebut juga membahas upaya peningkatan kerja sama di sektor pariwisata serta percepatan penyelesaian perundingan dari Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA). “Perjanjian perdagangan dengan EAEU sangat penting bagi kedua pihak untuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan. Diharapkan agar perjanjian tersebut juga memberikan manfaat kepada pihak pelaku usaha. Saya yakin bahwa pembentukan perjanjian tersebut akan menjadi rujukan untuk peningkatan standar produk dan komoditas ekspor Indonesia maupun negara anggota EAEU,” kata Edi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat