Indonesia Satu-satunya Negara Asia Pasifik yang Ekonominya Pulih Sebelum Pandemi



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5% pada 2024, dengan peningkatan menjadi 5,1% pada 2025.

Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan laporan sebelumnya pada April 2024, yang memprediksi pertumbuhan 4,9% di 2024 dan 5% di 2025

Dalam laporan World Bank East Asia and The Pacific Economic Update yang rilis pada Oktober 2024 ini, Bank Dunia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih moderat atau sudah di level sebelum pandemi bila dibandingkan dengan negara-negara di wilayah Asia Pasifik, yakni Afghanistan, Arab Saudi, Bahrain, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Fiji, Indonesia, Kamboja.


Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di Tengah Guncangan Global, Ini Kata Sri Mulyani

“Di antara negara-negara besar, pada tahun 2024 dan 2025 hanya Indonesia yang diperkirakan bertumbuh setara atau di atas tingkat pertumbuhan sebelum pandemi,” tutur Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aditya Matto dalam konferensi pers, Selasa (8/10).

Sementara itu pertumbuhan di Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam diperkirakan berada di bawah tingkat pertumbuhan sebelum pandemic, yakni masing-masing sebesar 4,9%, 6%, 2,4%, dan 6,1% pada 2024.

Adapun pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berasal dari konsumsi rumah tangga yang masih relatif stabil. Pendorong selanjutnya yakni realisasi investasi yang masih mencapai target, serta didorong oleh belanja pemerintah yang naik.

Baca Juga: Prabowo Bakal Pangkas PPH Badan Jadi 20%, Berikut Alasannya

“Dalam melihat proyeksi ekonomi, kami selalu melihat elemen demand. Di Indonesia, konsumsi rumah tangga relatif stabil dan investasi berpotensi naik setelah adanya kebijakan pelonggaran moneter dan penurunan suku bunga,” katanya.

Meski begitu, Matto melihat, kinerja ekspor Indonesia akan melandai, sejalan dengan harga komoditas unggulan Indonesia yang turun.

Adapun Bank Dunia memroyeksikan pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik berada pada angka 4,8% di tahun 2024, dan melambat ke 4,4% di tahun 2025. 

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China, perekonomian terbesar di kawasan ini, diproyeksikan menurun dari 4,8% tahun ini menjadi 4,3% di tahun 2025, di tengah terus melemahnya pasar properti, rendahnya kepercayaan konsumen maupun investor, dan berbagai kendala struktural seperti penduduk yang menua dan tekanan global.

Baca Juga: Jokowi Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8% pada Era Prabowo

Pertumbuhan di bagian lain kawasan ini, juga diperkirakan meningkat dari 4,7% pada tahun 2024 menjadi 4,9% di tahun 2025, ditopang oleh meningkatnya konsumsi dalam negeri, pulihnya ekspor barang, dan kembali bergairahnya sektor pariwisata.

Negara-negara kepulauan di Pasifik diperkirakan bertumbuh di angka 3,5% pada tahun 2024 dan 3.4% pada tahun 2025, seiring pulihnya sektor pariwisata. Pertumbuhan investasi tetap lemah di sebagian besar bagian kawasan ini.

Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik menyampaikan, negara-negara di Kawasan Asia Timur dan Pasifik terus menjadi penggerak pertumbuhan perekonomian dunia.

“Akan tetapi, pertumbuhan mengalami perlambatan. Untuk dapat mempertahankan pertumbuhan yang kuat di jangka menengah, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik harus bersikap pro-aktif modernisasi dan mereformasi perekonomian mereka dalam menavigasi pola perdagangan maupun teknologi yang terus berubah,” ungkapnya.

Selanjutnya: FBI Gagalkan Rencana Serangan Teror pada Hari Pemilihan Umum AS

Menarik Dibaca: Promo Kartu Kredit Mandiri di Hachi Group All You Can Eat, Diskon 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto