JAKARTA. Renegosiasi harga liquefied natural gas (LNG) Fujian milik China National Oil Offshore Corporation (CNOOC) kini semakin memanas. Pemerintah ingin CNOOC membeli gas dari LNG Tangguh Papua Barat itu dengan harga sesuai kondisi saat ini. Jika tak ditemukan kata sepakat, pemerintah siap membawa CNOOC ke Arbitrase Internasional. Sekadar berkilas balik, kontrak ekspor LNG Tangguh dengan CNOOC pertama kali ditandatangani pada tahun 2002. Saat itu, disepakati harga jual gas mencapai US$ 2,4 per million metric british thermal units (mmbtu) dengan parameter penentuan harga gas ialah patokan batas atas harga minyak mentah US$ 25 per barel. Selanjutnya, pada 2006, Pemerintah Indonesia berhasil melakukan negosiasi ulang kontrak. Dari renegosiasi disepakati, harga gas Fujian naik menjadi US$ 3,35 per mmbtu, dengan patokan batas atas harga minyak mentah sebesar US$ 38 per barel.
Indonesia siap membawa CNOOC ke arbitrase
JAKARTA. Renegosiasi harga liquefied natural gas (LNG) Fujian milik China National Oil Offshore Corporation (CNOOC) kini semakin memanas. Pemerintah ingin CNOOC membeli gas dari LNG Tangguh Papua Barat itu dengan harga sesuai kondisi saat ini. Jika tak ditemukan kata sepakat, pemerintah siap membawa CNOOC ke Arbitrase Internasional. Sekadar berkilas balik, kontrak ekspor LNG Tangguh dengan CNOOC pertama kali ditandatangani pada tahun 2002. Saat itu, disepakati harga jual gas mencapai US$ 2,4 per million metric british thermal units (mmbtu) dengan parameter penentuan harga gas ialah patokan batas atas harga minyak mentah US$ 25 per barel. Selanjutnya, pada 2006, Pemerintah Indonesia berhasil melakukan negosiasi ulang kontrak. Dari renegosiasi disepakati, harga gas Fujian naik menjadi US$ 3,35 per mmbtu, dengan patokan batas atas harga minyak mentah sebesar US$ 38 per barel.