Indonesia sulit swasembada bawang putih



JAKARTA. Indonesia sempat mengalami swasembada bawang putih sekitar 16 tahun yang lalu. Namun kini, riwayat swasembada bawang putih tinggal sejarah. Bahkan, kebutuhan nasional akan bawang putih sebanyak 95% dipenuhi dari impor.Kementrian Pertanian (Kemtan) berkilah, kondisi ini terjadi karena iklim dan kondisi geografis Indonesia tidak memungkinkan bawang putih ditanam di Indonesia. Alasannya, dataran tinggi yang menjadi tempat ideal bawang putih ditanam lebih banyak ditanami komoditas lain seperti: cengkeh, teh dan kentang.Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian mengatakan, pilihan petani lebih suka menanam kentang ketimbang bawang putih. Diversifikasi tanaman ini secara langsung berdampak pada penurunan lahan tanam bawang putih yang cukup drastis.Pada tahun 1998, luas tanam bawang putih mencapai 250.000 hektare (ha), namun di tahun 2013 tersisa 25.000 ha. Akibatnya dari jumlah kebutuhan bawang putih nasional sebanyak 400.000 ton setiap tahun sebanyak 95% berasal dari impor. Baru 5% saja yang dapat dipenuhi petani lokal. Sentra bawang putih terbesar juga hanya berada di Malang, Jawa Timur."Bawang putih kita memang sudah mengalami ketergantungan impor. Karena bawang putih bukan produk kearifan kita. Secara geografis tanam dan iklim sudah tak sama," imbuh Rusman pada Kamis (19/6) di gedung Bank Indonesia (BI).Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Juni realisasi impor memcapai 145.910 ton yang berasal dari Tiongkok dan Singapura.  Gaya hidup makan masyarakat Indonesia dengan menggunakan bawang putih makin tinggi. Tidak mungkin, kata Rusman ditutup hanya dari produksi dari dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie