Indonesia Summit: Pelaku Usaha Optimistis Hadapi 2023 Tetapi Harus Tetap Waspada



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil melewati krisis yang disebabkan pandemi Covid-19. Secara perlahan Produk Domestik Bruto (PDB) kembali bangkit dari minus 5% pada kuartal II-2020 menjadi positif pada 2021, bahkan konsisten tumbuh di atas 5%.

Banyak pemimpin dunia memperkirakan pandemi akan mereda. Namun, saat ini resiko tampaknya mulai bergeser dari pandemi menjadi resiko ekonomi global karena peningkatan inflasi dan terjadinya perang Rusia-Ukraina.

Dengan indikator ekonomi domestik dalam jangka pendek terus melanjutkan perbaikan, Indonesia harus optimistis menghadapi tahun 2023 tetapi harus tetap waspada dengan resiko global.

Baca Juga: Bank Danamon Gandeng MUFG dan Adira Gelar Economic Outlook Summit

Hal itu merupakan salah satu poin yang muncul dalam perhelatan economi outlook bertajuk The Indonesia Summit 2023 yang digelar PT Bank Danamon Indonesia Tbk,  MUFG Bank dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada 27 Oktober 2022.

Indonesia Summit merupakan ajang tahunan yang diinisiasi Bank Danamon sebagai forum diskusi terbuka yang menitikberatkan pada aspek ekonomi-politik Indonesia dan global.

Acara tahunan ini mengundang pembicara dan pakar terkemuka untuk berbagi wawasan terkini guna mendukung para pemangku kepentingan merancang strategi bisnis tahun depan.

Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan dalam kesempatan itu mengatakan, Indonesia harus optimis karena data tingkat konsumsi, produksi dan investais terakhir yang cukup bagus menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih cukup kuat.

Ia bilang, PMI Manufaktur Indonesia dalam tren naik sehingga dunia usaha sedang siap-siap untuk memproduksi dan kebutuhan listrik juga bergerak sejak pertengahan tahun lalu. Neraca perdagangan surplus 29 bulan berturut-turut ditopang oleh kenaikan harga komoditas.

"Dengan faktor-faktor itu, kita sudah punya dasar (hadapi 2023). Pelaku usaha harus memanfaatkan momentum perbaikan tersebut tapi harus waspada karena resiko ketidakpastian masih sangat tinggi. The Fed rate masih akan naik dan itu tentu jadi tekanan ke seluruh dunia karena dollar akan naik," kata Suahasil, Kamis (27/10).

Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III-2022 Tembus 5,5%

Ia mengatakan, pemerintah melihat akan ada empat sumber pertumbuhan baru ke depan. Salah satunya, transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. Transisi itu akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru.

Transisi yang terus didorong saat ini adalah dari sisi otomotif. Menurut Suahasil, diperlukan dukungan dan pemikiran dari semua pihak untuk bisa mendorong sektor transformasi menuju green economy.

Selain itu, lanjutnya, sumber pertumbuhan baru ke depan akan muncul dari hilirisasi produksi tambang yang terus didorong pemerintah, penggunaan produksi dalam negeri, dan pendalaman sektor keuangan yang saat ini sedang dirumuskan pemerintah dan parlemen.

Editor: Yudho Winarto