JAKARTA. Melesetnya produksi Gula Kristal Putih (GKP) atau gula konsumsi tahun 2015 dari target 2,7 juta ton menjadi hanya 2,5 juta ton memaksa pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor gula 200.000 ton. Impor dilakukan demi memenuhi kebutuhan gula nasional hingga masuk musim giling tebu. Meski belum juga masuk musim giling tebu pada pertengahan tahun ini, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memprediksi, produksi gula tahun ini hanya 2,3 juta ton. Artinya, ada kekurangan 400.000 ton untuk kebutuhan nasional, Potensi kekurangan pasokan yang terendus sejak awal tahun ini membuat AGI mengusulkan agar pemerintah memberi izin impor gula mentah sebanyak 400.000 ton untuk kemudian diolah menjadi GKP di pabrik gula (PG) dalam negeri. Tito Pranolo, Direktur Eksekutif AGI menjelaskan, impor gula diperlukan karena berdasarkan hitungan AGI, produksi gula 2016 bakal defisit yang lebih lebar ketimbang produksi tahun lalu.
Indonesia terancam defisit gula tahun ini
JAKARTA. Melesetnya produksi Gula Kristal Putih (GKP) atau gula konsumsi tahun 2015 dari target 2,7 juta ton menjadi hanya 2,5 juta ton memaksa pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor gula 200.000 ton. Impor dilakukan demi memenuhi kebutuhan gula nasional hingga masuk musim giling tebu. Meski belum juga masuk musim giling tebu pada pertengahan tahun ini, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) memprediksi, produksi gula tahun ini hanya 2,3 juta ton. Artinya, ada kekurangan 400.000 ton untuk kebutuhan nasional, Potensi kekurangan pasokan yang terendus sejak awal tahun ini membuat AGI mengusulkan agar pemerintah memberi izin impor gula mentah sebanyak 400.000 ton untuk kemudian diolah menjadi GKP di pabrik gula (PG) dalam negeri. Tito Pranolo, Direktur Eksekutif AGI menjelaskan, impor gula diperlukan karena berdasarkan hitungan AGI, produksi gula 2016 bakal defisit yang lebih lebar ketimbang produksi tahun lalu.