Indonesia yakinkan Amerika soal subsidi biodiesel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terus melakukan diplomasi dengan Amerika Serikat terkait ekspor biodiesel. Sebelumnya, Departemen Perdagangan AS menuduh biodiesel menerima bantuan subsidi oleh pemerintah.

"Pihak Amerika telah menemui Kementerian Perdagangan (Kemdag) terkait tuduhan subsidi bagi biodiesel," ujar Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemdag kepada KONTAN Senin (16/10).

Pada pertemuan akhir September 2017, Kemdag telah menyerahkan berkas, termasuk berkas tambahan. Oke bilang, itu untuk pendalaman bahan yang kurang.


Terdapat delapan tuduhan dari Amerika yang terkait dengan pemberian subsidi terhadap produk biodiesel Indonesia. Namun, dari delapan tuduhan itu tinggal dua tuduhan yang yang masih dipertanyakan oleh USDOC.

“USDOC masih mempertanyakan dua kebijakan sementara untuk sisanya USDOC tidak lagi mempermasalahkan karena sudah dapat menerima sanggahan pihak Indonesia,” jelas Pradnyawati, Direktur Pengamanan Perdagangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemdag, Selasa (17/10).

Kebijakan yang masih dipertanyakan adalah terkait dengan subsidi untuk biodiesel B10, B15, dan B20.

Pradnyawati bilang subsidi dari program dana Badan Pengeloaan Dana Sawit (BPDP) hanya diperuntukkan bagi penjualan dalam negeri. Subsidi tidak berkaitan dengan produk biodiesel yang diekspor.

Subsidi tersebut juga disebutkan diawali dengan komitmen antara pemeritnah Indonesia dengan COP21 Paris. Pemerintah melakukan komitmen dengan COP21 Paris terkait dengan energi terbarukan.

Selain subsidi biodiesel, yang masih menjadi pertanyaan dari pihak Amerika adalah kebijakan pajak ekspor biodiesel. Amerika menuduh pemerintah Indonesia memberikan keringanan bagi pajak ekspor komoditas biodiesel. Hal itu membuat harga jual bagi produk biodiesel asal Indonesia lebih murah.

Pradnyawati bilang pemerintah berharap tuduhan subsidi terhadap biodiesel asal Indoensia segera dicabut. Dokumen klarifikasi telah diberikan pihak Indoensia kepada USDOC. “Sekarang kita menunggu verifikasi dari USDOC,” terang Pradnyawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia