KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bakal meluncurkan Indonesian Heritage Agency atau IHA di Yogyakarta, malam ini (16/5). IHA telah Kemendikbudristek bentuk pada 1 September 2023 sebagai badan layanan umum (BLU), dan bertanggungjawab atas pengelolaan 18 museum dan 34 cagar budaya nasional, memastikan pelestarian, dan pemanfaatan optimal warisan budaya Indonesia. Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Fitra Arda menjelaskan, kehadiran BLU yang mengelola museum dan cagar budaya ini untuk menghasilkan tata kelola yang baik dan memberikan layanan yang maksimal pada masyarkat.
"Upaya ini lebih kepada bagaimana organisasi ini bergerak lebih proporsional, lincah, sehingga bisa menghasilkan layanan yang lebih sempurna dan maksimal kepada masyarakat," kata Fitra. Pelaksana tugas Kepala IHA Ahmad Mahendra menjelaskan, tujuan dari IHA adalah untuk peningkatan layanan dan memajukan kebudayaan. "Tujuan kami yang pertama adalah untuk peningkatan layanan di bidang kebudayaan. Kedua, adalah bentuk upaya kemajuan kebudayaan," ujarnya. Saat ini, sejumlah museum dan cagar budaya telah dan sedang direvitalisasi dengan menekankan pendekatan konsep reimajinasi. Baca Juga:
Hari Jadi Kota Semarang ke-477, Ini Sejarah Singkat Asal Usul Kota Semarang Konsep reimajinasi ini digagas berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang mencakup tiga pilar utama, yaitu
reprogramming (pemrograman ulang),
redesigning (perancangan ulang), dan
reinvigorating (penyegaran kembali).
Reprogramming adalah tentang memprogram ulang koleksi dan kuratorial, mempertajam narasi besar dari setiap museum dan cagar budaya untuk memastikan kisah-kisah yang diceritakan tidak hanya berakar dalam sejarah. Tetapi juga relevan dengan konteks sosial dan budaya saat ini. Menciptakan sebuah narasi yang berkelanjutan dan dinamis, menghubungkan masa lalu dengan masa depan.
Redesigning merupakan bentuk perancangan ulang untuk memperkaya pengalaman pengunjung, mengutamakan estetika, keselamatan, dan kenyamanan, serta penghormatan terhadap koleksi warisan budaya. Perancangan ulang akan mematuhi standar human design yang menghormati setiap koleksi, dengan memaksimalkan keterlibatan pengunjung. IHA juga berkomitmen mengintegrasikan kaidah-kaidah konservasi cagar budaya, memastikan bahwa revitalisasi memelihara integritas warisan budaya.
Reinvigorating berokus pada penguatan kelembagaan melalui profesionalisme dan peningkatan kompetensi individu, memastikan bahwa setiap aspek pengelolaan museum dan situs warisan berjalan dengan standar tertinggi.
Baca Juga: Transformasi Museum Benteng Vredeburg: Optimalisasi Warisan Sejarah dan Ruang Publik Ke-18 museum yang dikelola oleh IHA antara lain Museum Nasional, Galeri Nasional Indonesia, Museum Sumpah pemuda, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Basoeki Abdullah. Kemudian, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Batik Indonesia, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Museum Prasejarah Semedo Tegal. Lalu, ada Museum Benteng Vredeburg, Museum Perjuangan, Museum Prasejarah Sangiran Krikilan, Museum Prasejarah Sangiran Dayu, Museum Prasejarah Sangiran Ngebung, Museum Prasejarah Sangiran Bukuran. Serta, Museum Prasejarah Sangiran Manyarejo, Museum Prasejarah Song Terus, dan Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Ashari. Sementara 34 cagar budaya nasional antara lain Percandian Muaro Jambi, Taman Purbakala Pugung Raharjo, Benteng Marlborough, Rumah Pengasingan Soekarno, Situs Banten Lama.
Selanjutnya, Situs Gunung Padang, Percandian Batujaya, Candi Borobudur, Candi Pawon, Candi Mendut, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko. Ada pula Candi Sewu, Candi Sambisari, Candi Ijo, Candi Plaosan, Kawasan Sangiran, Candi Sukuh, Candi Cetho, Percandian Dieng, Percandian Gedong Songo 22. Berikutnya, Candi Penataran, Candi Badut, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singosari, Kawasan Trowulan, Candi Jabung, Benteng Rotterdam, Makam Raja-raja Tallo, Situs Leang Timpuseng, Taman Arkeologi Leang-leang 33. Benteng Duurstede juga Makam Kyai Mojo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Lidya Yuniartha